Wabup Akui Kebutuhan Ikan Tawar Konsumsi Masyarakat Masih Dipasok Dari Luar Kuningan




KUNINGAN,- Wakil Bupati Kuningan, M. Ridho Suganda, SH. MSi, mengakui pemenuhan kebutuhan ikan tawar untuk konsumsi masyarakat saat ini masih dipasok dari luar Kuningan.

 

Hal itu dikatakan usai membuka Rakor Penataan Budi Daya Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) Smart dan Smile Melalui Pengurangan dan Pembatasan Jumlah KJA di Perairan Umum Waduk Darma bertempat di aula kantor Unit Pengelola Bendungan (UPB) Darma, Jumat (23/10/2020).

 

“Kebutuhan ikan tawar bagi masyarakat Kabupaten Kuningan menjadi perhatian saya selama ini, kenapa masyarakat Kuningan tidak bisa menikmati hasil budi daya ikan sendiri atau tidak bisa membeli ikan dengan harga yang sesuai ?,” tanya dia.

 

Menurutnya, karena ikan disuplay dari luar Kabupaten Kuningan, sehingga menjadi permasalahan bagi Pemkab Kuningan, padahal ada Waduk Darma bisa menghasilkan ikan yang banyak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

 

Belum lagi di beberapa desa sudah banyak kolam budi daya ikan yang dikelola karang taruna dan lain sebagainya.

 

“Sehingga ini menjadi kesempatan yang baik bagi saya dapat menyampaikan bahwa kita sebagai masyarakat Kabupaten Kuningan harus bisa menyediakan ikan untuk masyarakat Kabupaten Kuningan,” katanya.

 

Berdasarkan informasi yang ia terima dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan, dinas tersebut sedang melaksanakan pelatihan-pelatihan untuk bisa mewujudkannya dan harus bisa ditemukan solusinya kenapa harus membeli ke luar.


“Kenapa orang lain yang harus mendapat untung, kita hanya diam saja, padahal anjuran pemerintah mengkonsumsi ikan sangat penting, makanya kita harus lebih memperhatikan,” harapnya.




 

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan, Denny Rianto, SPi, MSi, menyebutkan, mulai tahun 2023 target pemenuhan ikan tawar sebanyak 25 ribu ton per tahun bisa tercapai karena sejak 2018 terdapat defisit 8 ribu ton dan selama dua tahun ini sudah mengurangi defisit menjadi 6 ribu ton.

 

“Kebutuhan ikan tawar di Kabupaten Kuningan per tahun 25 ribu ton, sementara pada tahun 2019 kita mampu berproduksi 20 ribu ton sehingga masih kekurangan 5 ribu ton, mudah-mudahan yang 25 ribu ton bisa tercapai pada tahun 2023,” sebutnya.

 

Dijelaskan, saat ini ada tiga permasalahan, pertama Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu lemahnya pengetahuan sikap keterampilan masyarakat tentang budi daya ikan juga petugas yang menangani perikanan.

 

Kedua infrastruktur, banyak infrastuksur budi daya ikan yang belum dimanfaatkan dengan baik, banyak kondisinya yang rusak, perlu direhab, perbaikan dan penambahan.

 

Dan ketiga sarana produksi budi daya ikan diantaranya penyediaan benih yang berkualitas.

 

“Sehingga kita melibatkan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) produksi benih dihasilkan oleh UPR untuk memenuhi kebutuhan budi daya ikan,” katanya.

 

Ia berharap, mudah-mudahan mendapat dukungan dari stakeholder, baik DPRD Kuningan, Bupati Kuningan dan semuanya termasuk media massa mempromosikan kepada masyarakat untuk lebih giat dalam budi daya ikan dan pentingnya mengkonsumsi ikan.

 

deha 

Diberdayakan oleh Blogger.