Hidup Mengenaskan, Dua Lansia Warga Ciomas Layak Dibantu
KUNINGAN (KN), - Dua wanita lansia, Nenek Carmi (65) bersama kakak
kandungnya, Warsuni (70), warga Rt.04 Rw.04 Dusun Wage, Desa Ciomas, Kecamatan
Ciawigebang, mengalami nasib yang mengenaskan.
Nenek Carmi sudah kurang lebih empat tahun, kedua kakinya lumpuh,
sehingga hanya bisa terbaring lemas di tempat tidurnya yang terbuat dari kayu.
Sedangkan Warsuni, kakaknya, juga tidak bisa berjalan dengan sempurna karena
kedua kakinya terasa lemas akibat gejala struk dan darah tinggi yang
dideritanya.
"Ema mah asam urat, tos teu tiasa kamamana, Alhamdulillah aya
nu ngalongokan oge (Nenek menderita asam urat, sudah tidak bisa ke mana-mana,
Alhamdulillah ada yang nengok juga)," kata Nenek Carmi ketika beberapa
jurnalis media online datang ke rumahnya, Senin (05/11).
Dengan penuh kesabaran, Nenek Warsuni selalu membantu adiknya
membersihkan (maaf) kotoran dari BAB dan BAK.. Bau tak sedap pun memenuhi kamar
tidur mereka. Kondisi itu membuat warga sekitar agak enggan menghampiri mereka,
meski sekedar untuk melihat.
Bukan tidak mau berobat, Nenek Warsuni sesekali memanggil bidan
yang tak jauh dari rumahnya. Namun untuk kesembuhan kedua nenek tersebut butuh
biaya yang lumayan besar.
Bahkan untuk makan, keduanya hanya bisa mengandalkan belas kasihan
dari warga sekitar. Itu juga bantuan tak seberapa, hanya cukup makan sekali
saja. "Saha wae nu masihan ema mah, dahar oge enjing sonten mah aya nu sok
masihan ti tatangga, saayana wae (Siapa saja belas kasihan pada nenek, makan
juga pagi sore suka ada yang memberi dari tetangga, seadanya), " keluhnya.
Keduanya memang hidup tanpa sanak saudara. Ada juga saudara
laki-laki, warga Desa Pangkalan, namun nasibnya tak jauh berbeda dengan mereka.
Suami Warsuni, sudah tiga tahun meninggal karena sakit. Pun begitu dengan suami
Carmi, sudah lama dipanggil Sang Pencipta.
"Kieu geuning nasib jalmi nu teu gaduh wargi mah, anak oge
teu gaduh, (Begini nasib orang yang tidak punya sanak keluarga mah, anak juga
tidak punya)," ucap Nenek Carmi.
Melihat keadaan seisi rumah mereka, nampak jauh dari kelayakan. Kursi
sofa rusak berantakan bercampur perabotan layaknya gudang rongsokan berserakan
di ruang depan. Sementara di ruang tengah, ada "meja makan" yang
hanya diisi gelas dan piring plastik. Lantai rumah pun penuh dengan debu
berserakan di sana-sini mungkin mereka tak mampu membersihkannya.
Tak ada kompor di dapur untuk mereka memasak makanan. Jangankan
untuk memasak, yang mau dimasaknya juga tak ada. Bahkan air untuk minum pun, mereka
selalu diberi tetangga belakang rumahnya.
Bukan tidak pernah tersentuh bantuan, terkadang ada juga warga
yang tersentuh mengulurkan tangan pada mereka. Namun, itu jarang sekali mereka
dapatkan. Terkait bantuan dari pemerintahan desa, ucap Warsuni, hanya sekedar
pemberian beras raskin yang dititipkan pada tetangganya untuk makan mereka
sehari-hari.
Salah seorang tetangga mereka, Lili Saili, kepada media online ini
menjelaskan, rumah mereka pun sebenarnya sudah terjual. Konon, uang dari
penjualan rumah tersebut, dibayar dengan cara dicicil untuk biaya makan mereka
sehari-hari.
Terpisah, Ibu Suyami (55), tetangga yang biasa memberi makan kedua
wanita lansia tersebut, menuturkan bahwa dirinya merasa kasihan kepada mereka.
Sehingga, setiap hari, pagi dan sore hari, Ia mengantarkan makanan seadanya
buat mereka.
"Karena kasihan saja Kang, mereka berdua sudah tidak punya
saudara dan keadaannya repot tidak bisa kemana-mana. Untuk minum juga Saya yang
ngasih," terang Suyami didampingi suaminya, Edi Nadi.
Terkait biaya untuk memberi makan kedua nenek tersebut, Suyami dan
suaminya mengatakan, adalah murni dari pribadi mereka. Apa yang mereka makan
hari itu, itu pula yang diberikan pada Nenek Carmi dan Warsuni.
"Seadanya saja kang, kami makan tempe, mereka pun sama. Kami
makan tahu, mereka juga sama," ujar Edi Nadi menimpali.
Kondisi kedua lansia tersebut sangat memprihatinkan dan nyaris tak
tersentuh bantuan pemerintah yang sering digaungkan. Nenek Carmi dan Warsuni
banyak berharap, semoga ke depan ada bantuan yang bisa membuat hidup mereka lebih
layak seperti yang lainnya. (deha/Nars)
Post a Comment