Kongres III PAPPI 2021, Media Berperan Strategis dalam Pembangunan Manusia



JAKARTA (KN),- Ketua Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI) Sumardjo MS, mengatakan, pembangunan manusia termasuk keluarga dan masyarakat yang bermukim di kawasan perdesaan perlu mendapatkan dukungan dari media.

 

“Tidak hanya oleh pemerintah, namun juga oleh dunia usaha, masyarakat dan keterlibatan media,” katanya ketika seminar nasional dan Kongres III PAPPI 2021 bertema “Peran Strategis Penyuluhan dalam Pembangunan Manusia Melalui Pendekatan Pentahelix pada Era Digital” di Jakarta, Kamis (24/6/2021).

 

Ia menambahkan, sinergitas dan kesatupaduan dalam menggerakkan potensi wilayah sangat diperlukan, mengingat koordinasi dan komunikasi yang efektif merupakan hal yang masih menjadi persoalan dalam pembangunan.

 

Pengembangan kemitraan, penggalian potensi sumberdaya (alam, manusia dan lingkungan), termasuk di dalamnya aspek sosial, ekonomi dan budaya akan lebih efektif bilamana dapat dilakukan melalui pendekatan pentahelix.

 

“Misalnya, untuk menghasilkan lulusan sarjana atau magister mau pun doktor, sangat diperlukan kolaborasi dari pemerintah, dunia usaha dan media agar program pembelajaran yang dirancang sesuai tantangan atau kebutuhan dan lulusan siap dengan apa yang dihadapi pada masa mendatang,” katanya.

 

Begitu pula dengan penyuluhan di berbagai bidang pembangunan, sangat memerlukan dukungan media sebagai saluran untuk mengkomunikasikan hal-hal yang mampu menggugah minat dan mengembangkan pengetahuan masyarakat mengenai berbagai aspek kehidupan.

 

“Terlebih di masa pandemi ini, peran media sangat strategis dalam membantu tersebarnya informasi yang valid dan bertanggung jawab, baik di desa mau pun di kota,” katanya.

 

Pembangunan masyarakat di suatu wilayah perlu didukung oleh semua unsur dalam pentahelix yang terdiri dari 5 unsur sebagai satu kesatuan dan saling bersinergitas.

 

Ia menjelaskan akselerasi percepatan capaian tujuan pembangunan dapat dicapai jika implementasi pentahelix dilakukan dengan baik oleh pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat dan media.

 

Pertama, unsur pemerintah harus mempunyai political power untuk menyusun dan merumuskan kebijakan melalui keputusan yang dihasilkan secara konstitusional.

 

Kedua adalah unsur masyarakat atau komunitas merupakan social power sebagai subyek pembangunan.

 

Ketiga, akademisi yang mempunyai kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara obyektif, logis dan sistematis, melalui kekuatan ilmu pengetahuan (knowledge power), teknologi dan seni (Ipteks) mewujudkan kehidupan lebih beretika, tanggap terhadap perubahan, lebih efektif dan efisien serta lebih berfaedah bagi masyarakat.

 

Kemudian keempat dunia usaha yang di dalamnya ada pebisnis atau pengusaha, wajib memahami dan mengamalkan falsafah Pancasila.

 

“Apabila dunia usaha atau sistem perekonomian tidak berdasarkan Pancasila, dikhawatirkan akan memunculkan ketidakadilan sosial atau kesenjangan ekonomi yang semakin lebar di masyarakat, misalnya yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin,” katanya.

 

Kelima yaitu media yang sangat strategis dalam membangun opini, minat, pengetahuan dan wawasan individu, keluarga, kelompok, masyarakat dan bangsa. Media yang smart dan bijak, itulah yang diperlukan untuk membangun bangsa.

 

“Media sangat diperlukan oleh lembaga penyuluhan dalam membantu masyarakat mengakses informasi dan berbagai layanan publik secara cepat dan akurat serta terpercaya, terlebih pada era digital,” katanya.

 

Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengatakan, petani agar belajar dari manapun, termasuk media digital yang ada dan tidak hanya belajar dari penyuluhan saja.

 

Dijelaskan, penyuluhan diposisikan sebagai pendidikan yang menitikberatkan pada perubahan perilaku dan ini sesuai dengan tujuan Kampus Merdeka.

 

“Saya harapkan kongres ini bisa merumuskan suatu program yang cerdas. Kita juga dorong para petani tidak hanya belajar dari penyuluhan tapi juga bisa dari mana saja bisa dari berbagai media digital yang ada,” katanya.

 

Kontributor Jakarta : Andika

Diberdayakan oleh Blogger.