KUNINGAN,- Sekda Kuningan, Dr. Dian Rachmat Yanuar, dinyatakan sembuh total dari Covid-19 berdasarkan swab yang kedua kalinya menunjukkan ...
KUNINGAN,-
Sekda Kuningan, Dr. Dian Rachmat Yanuar, dinyatakan sembuh total dari Covid-19 berdasarkan
swab yang kedua kalinya menunjukkan hasil negatif setelah melakukan isolasi
mandiri dan perawatan selama 18 hari.
“Saya
terkena Covid-19 sepulangnya dari dinas luar daerah dan kesembuhan ini merupakan
anugerah luar biasa,” katanya melalui WhatsApp, Rabu
(2/12/2020).
Ia sempat
mengalami sakit dengan gejala awal tidak enak badan, hilang indera penciuman
dan indera perasa, sehingga menjadi beban pikiran apalagi ia sedang menjalankan
Diklat Lemhanas secara virtual.
Belum lagi
tekanan psikis karena penyakit ini belum ditemukan obatnya dan ia harus
dipisahkan dari anak-anak. Dian mengaku hal itu adalah pengalaman batin yang
tidak terlupakan dan fase terberat dalam kehidupannya.
“Pada kesempatan
ini, dari lubuk hati yang paling dalam, saya menyampaikan terima kasih
setulus-tulusnya kepada Bapak Bupati Kuningan beserta ibu dan Bapak Wabup
Kuningan beserta ibu,” katanya.
Begitu pula
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan yang telah memberikan spirit
dan bantuannya, termasuk Direktur RSUD 45 dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada tim medis dibawah komando dr. Uun, SP beserta para dokter, paramedis dan
tim RSCI lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
“Hanya satu
kata, anda memang luar biasa,” katanya.
Ia pun menyampaikan
terima kasih kepada seluruh teman sejawat, teman-teman alumni, pengurus
organisasi, para sahabat, para kyai, ulama yang telah mendoakannya beserta
keluarga.
“Dan
tentunya keluarga besar saya beserta saudara-saudara yang selalu mendoakan
siang malam untuk kesembuhan saya dan keluarga.
Semoga Allah SWT mengganjar dengan pahala berlipat ganda. Aamiin YRA,”
lanjut Dian.
Sekda yang
dikenal suka berolahraga sepeda dan tenis ini, ternyata tak luput dari serangan
Covid-19, meskipun ia sudah berupaya menjaga diri agar selalu bugar dengan
berolahraga rutin, makan dan istirahat cukup serta menerapkan protokol 3M.
Takdir
memang tidak bisa dielakkan, Covid-19 ini bukan merupakan penyakit sosial. Ini
merupakan penyakit infeksius yang bisa menyerang siapa saja, dimana saja, tanpa
mengenal pangkat, jabatan, status sosial, kelompok dan lain-lain.
“Untuk
teman-teman dan masyarakat jangan menganggap penyakit ini adalah aib yang
dijadikan stigma sosial. Yakinkan, jangan takut untuk terdiagnosa Covid-19
apabila sakit. Ikuti SOP atau alurnya, ikuti sesuai anjuran dokter yang
memeriksa,” katanya.
Jika
terdiagnosa Covid-19 lebih dini, maka terapi dan harapan hidupnya lebih besar
dan cepat sembuhnya, tidak perlu takut karena jika tidak ditangani segera
akhirnya akan lebih fatal. Mudah-mudahan dengan kondisi ini, tentu semua ada
hikmahnya.
“Saya
berharap adanya tumbuh kesadaran kolektif dari masyarakat, untuk perlunya
memeriksakan kesehatan secara teratur, terutama ketika merasakan gejala yang
tidak seperti biasanya,” katanya.
Masyarakat
harus meningkat kesadarannya untuk hidup lebih sehat, filosofi "equal
life" harus dilaksanakan. Seimbang
jasmani dan rohani, kerja, istirahat, asupan gizi atau makan, olahraga,
spiritual, semua ada dalam keseimbangan.
“Dan tentu
saja tetap melaksanakan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menghindari
kerumunan),” pungkasnya.
deha