Dampak Pandemi Covid-19 di Kuningan Tidak Ada Pembangunan Jalan
KUNINGAN
(KN) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (PUTR) Ridwan Setiawan, mengatakan,
anggaran di Dinas PUTR semula Rp223 miliar dipotong Rp189 miliar hanya tersisa
15 persen untuk pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kuningan.
Sehingga
banyak program pembangunan yang ditangguhkan yang sebelumnya sudah menjadi
prioritas dan sudah disusun mulai RKA terdapat penundaan untuk program tahun
2020.
“Kepada
warga masyarakat Kabupaten Kuningan mohon maklum dan memahami kondisi ini karena
dampak pandemi Covid-19 banyak pembangunan jalan yang belum dilaksanakan tapi hanya
perbaikan penambalan-penambalan atau perbaikan ringan,” katanya di Kuningan,
Kamis (25/6/2020).
Menurutnya,
bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN maupun Pemerintah Provinsi Jabar dan APBD
Kuningan terdapat pengurangan prioritas yang sudah direncanakan karena adanya pandemi
Covid-19.
Dengan
demikian, lanjutnya, pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan
ditunda. Misalnya bantuan dari APBN saat ini hanya Rp50 miliar dari Rp89 miliar,
kontrak itu juga akan dirembeskan ke tahun 2021.
“Tapi itu
adalah sistem pembayarannya tapi pekerjaannya sudah batas kontrak apakah nanti
dari PPKnya akan dilanjut atau sebagian ada yang ditunda namun tidak akan
selesai pada tahun 2020,” katanya.
Contohnya
pelebaran jalan dari Ciperna - Kuningan, kemudian Kuningan - Cipasung itu juga
mendapat refocusing dari Rp37 miliar menjadi Rp13 miliar seluruhnya tidak akan
tuntas kalau kemarin semua selesai antara satu sampai dua meter sesuai dengan
kebutuhan.
Dari
Kuningan sampai dengan Cipasung dari Rp32 miliar tinggal Rp13,8 miliar ini juga
akan ada penundaan di tahun depan.
“Pandemi
Covid-19 sangat berdampak terhadap pelaksanaan pembangunan di daerah karena sumber
dana yang besar tergantung dari bantuan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi,”
katanya.
Begitu pula Waduk
Darma, sekarang off Rp120 miliar yang tadinya tahun ini sudah diusulkan selesai
tahun 2020, termasuk sudah merencanakan membebaskan pembuatan dan pelebaran jalan
ke Daerah Obyek Wisata KRK.
Dalam waktu
dekat ini ada upaya-upaya dari pemerintah provinsi terdapat beberapa item yang
masih bisa berlanjut tapi ini juga dalam usulan prioritas karena dari
pemerintah pusat sudah agak susah.
Pertama sudah
ada perencanaan yang mendalam untuk penataan kota tetap berlangsung namun tidak
seluruhnya, itu juga refocusing hanya kebutuhan kurang lebih Rp9 miliar.
Menyikapi
gedung KNPI, sebaiknya dipertimbangkan apakah harus segera pindah atau masih di
tempat itu tapi yang jelas begitu Taman Kota sudah dibentuk fungsinya bukan
lagi sebagai ruang publik terbuka berarti pedagang kaki lima tidak berada di
badan-badan taman.
Disebutkan,
kebutuhan seluruhnya mencapai Rp24 miliar, masih Rp9 miliar tertunda mulai
pelaksanaan dengah kondisi seperti ini harus jadwal yang ketat.
“Mudah-mudahan
berdasarkan hasil lelang kita mendapat orang yang kuat finansialnya, pekerjaannya
baik dan kalau ada pemeriksaan hasil audit BPK ternyata pekerjaannya tidak
sesuai bisa secepatnya mengembalikan uang ke kas negara,” katanya.
Ia
menegaskan, PUTR harus lebih selektif untuk melaksanakan perkerjaan tersebut
apalagi anggarannya sangat terbatas.
Untuk jalan
lingkar sementara ini dari Garatengah sampai dengan Karangmangu, setelah itu
tuntas rencananya satu jalur dan badan jalan dulu minus pembangunan jembatan,
sehingga ke depan jalan itu bisa dilewati.
“Perubahan
parsial 5 untuk memasukkan bantuan anggaran tambahan dari Pemerintah Provinsi Jabar untuk
pembangunan penataan kota dan BLK tapi jalan semuanya ditinggalkan,” katanya.
Post a Comment