ReThinkbyAWR Sejalan Dengan Pemerintah dan DPR RI Pro Sawit Untuk Negeri
JAKARTA
(KN),- ReThinkbyAWR yang merupakan produk turunan dari AWR Foundation dalam
salah satu visinya untuk “Bekerja Bersama Pemerintah Dalam Memperkuat Kegiatan dan
Program”.
Dalam
courtesy visit antara ReThinkbyAWR dan Anggota DPR RI. Firman Soebagyo, yang
sangat komitmen terhadap sawit Indonesia, di kantornya Gedung Nusantara I DPR
RI Senayan, Jakarta, Rabu (29/1/2020) didapat beberapa isu yang dibahas dan disimpulkan
bahwa petani plasma tidak bisa dipisahkan oleh perusahaan swasta.
The CEO
ReThinkbyAWR Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, mengatakan, AWRfoundation melalui
ReThinkbyAWR ingin berperan juga dengan meRe-Think literasi dan sumber-sumber
informasi lainnya.
“Dengan
tujuan untuk mendampingi agar tepat sasaran kepada petani rakyat yang capaian
keberlanjutannya masih 5% dari total luasan sawit se-Indonesia, dimana 40%nya
merupakan sawit rakyat," katanya.
Menurutnya,
apakah memungkinkan jika regulasi STDB dan ISPO dipermudah hanya melalui satu
pintu saja yang lebih memudahkan, mengingat revolusi industri kedua belum
sepenuhnya dialami oleh 17% populasi dunia, sebagaimana 1,3 miliar orang masih
belum mendapatkan akses listrik.
Hal ini sama
juga berlaku bagi revolusi industri ketiga, dengan lebih dari setengah populasi
dunia, yaitu 4 miliar orang yang sebagian besar tinggal di negara berkembang,
belum mendapatkan akses internet.
Menyikapi hal
tersebut, legislator Firman Soebagyo berharap adanya Undang Undang khusus sawit
dimana nanti isinya agar ISPO dipermudah, CPO dari rakyat untuk biodiesel.
Negara harus hadir dalam memperjuangkan sawit Indobesia.
“Tapi yang
saya mau bukan hanya belas kasihan tapi juga menguntungkan karena saat ini saya masih melihat kalau pemerintah
masih ambivalent,” kata Firman Soebagyo saat menerima audiensi dari
ReThinkbyAWR.
Lebih lanjut
Firman mengatakan, pemerintah harus mengakui bahwa sawitlah yang mengurangi
kesenjangan antara Jawa dan Luar Jawa. Target dalam regulasi tersebut juga
nanti disebutkan berapa penerimaan dari sawit dan sawit harus masuk dalam katagori
bagian dari tanaman hutan..
“Bahkan saya
berharap ada yang namanya menteri muda tanaman keras, jadi bertanggung jawab
terhadap semua perkebunan termasuk satu pintu mengurus berbagai regulasinya,"
harapnya.
Yang harus
dimiliki adalah adanya database yang existing berapa jumlahnya, negara ada
berapa hektar, swasta berapa dan petani plasma berapa. Jika misalnya target
pemerintah 1000 trilyun tinggal dibagi saja butuh lahan berapa. Namun setelah
itu tidak boleh membuka lahan lagi diluar hitungan tersebut.
Dalam
pertemuan tersebut CEO ReThinkbyAWR Ayuningtyas Widari Ramdhaniar didampingi Fitri
Wigati Mumpuni (The Controller) dan Nukila Evanty (The Counsuler). AWR juga
mendapatkan arahan selanjutnya untuk ikut serta berperan menjawab program
negara atas keberlanjutan industri sawit Indonesia yang notabene salah satu
tulang punggung devisa NKRI.
deha
Post a Comment