Bamsoet : HIPMI Harus Berkontribusi Tekan Defisit Transaksi Berjalan



JAKARTA (KN),- Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, mengingatkan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tak hanya berkutat menjalankan usaha ekspor barang mentah saja. Melainkan mengembangkannya menjadi berbagai ragam komoditas lain yang memiliki nilai tambah.

“Khususnya bagi para pelaku di usaha pertambangan mineral, perkebunan, maupun perikanan,” saat menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIMPI) yang dibuka Presiden Joko Widodo, di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Para pengusaha muda yang energik perlu melihat limpahan sumber daya alam yang ada di darat, laut, maupun dalam kandungan bumi Indonesia bisa dikembangkan menjadi aneka ragam kegiatan industri.

“Sehingga, tak hanya mengandalkan kegiatan usaha ekspor barang mentah saja. Dengan demikian pengusaha muda bisa turut berkontribusi menekan defisit transaksi berjalan yang seringkali dialami Indonesia," ujar Bamsoet

Disebutkan, survei Sea Group bekerjasama dengan World Economic Forum (WEF) yang dirilis April 2019, 24,4 persen milenial Indonesia berusia di bawah 36 tahun lebih tertarik menjadi wirausaha, ketimbang menjadi pegawai negeri sipil (17,1 persen).

Kemudian mengembangkan usaha keluarga (16,5 persen), bekerja di perusahaan multinasional (11,4 persen). HIPMI bersama pemerintah tak boleh diam merespon survei tersebut.

"Keinginan milenial menjadi wirausaha harus disambut cepat oleh pemerintah maupun HIPMI. Sehingga Indonesia bisa melahirkan banyak wirausaha baru, khususnya yang bisa membuat nilai tambah di berbagai industri pertambangan mineral, perkebunan, maupun perikanan.

“Sehingga ke depan yang kita ekspor tak hanya bahan mentah, melainkan juga barang jadi yang sudah diproduksi di dalam negeri," kata Bamsoet.

Ia menjelaskan, walaupun saat ini jumlah wirausaha Indonesia sudah mencapai 3,1 persen dari populasi penduduk atau sekitar 8,06 juta jiwa dari 260 juta jiwa penduduk, namun jumlah tersebut belum mampu mendongkrak perekonomian nasional menjadi lebih bergeliat.

Indonesia masih perlu mengejar berbagai negara tetangga seperti Singapura dengan rasio wirausaha mencapai 7 persen ataupun Malaysia yang berada di 5 persen.

Melihat hasil Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015, yang memproyeksikan pada tahun 2020 penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 269,6 juta jiwa. 185,34 juta jiwa merupakan kelompok usia produktif (15-64 tahun), membuat Indonesia dilimpahi bonus demografi.

“Hal ini harus dimanfaatkan sebesarnya untuk melahirkan wirausaha baru, sehingga penduduk usia produktif tak hanya menjadi beban negara, melainkan menjadi berkah bagi bangsa," pungkas Bamsoet.

deha--


Diberdayakan oleh Blogger.