Bamsoet : Semua Elemen Bangsa Harus Ikut Bela Negara



JAKARTA (KN),- Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila, Bambang Soesatyo, panggilan akrabnya Bamsoet, mengingatkan kepada kaum muda, bahwa kebijakan pertahanan dan keamanan negara pasca perang dingin tidak lagi berfokus pada isu persaingan ideologis blok barat dan timur.

Arus demokratisasi dan interdependensi, serta isu lingkungan turut memegang peranan penting dalam mengubah pola interaksi antar negara dimana semuanya terangkai dalam konstruksi globalisasi sebagai impuls utamanya. 

Pesan itu disampaikan dalam siaran persnya, ketika membuka Musyawarah Nasional Ke-2 Pengurus Pusat Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila, di Jakarta, Jumat malam (25/08/19).

"Perubahan fokus isu secara signifikan mengubah peta geopolitik dan geostrategi hampir di seluruh kawasan, diikuti instabilitas yang potensial menjadi ancaman bagi eksistensi sebuah negara,“ katanya.

Kondisi tersebut memaksa seluruh negara untuk menata ulang sistem keamanannya. Isu keamanan menjadi lebih komprehensif dan berorientasi global.

Bamsoet yang juga Ketua DPR RI, menjelaskan, perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta teknologi transportasi telah mempercepat arus informasi, arus finansial global dan mobilitas manusia.

Berbagai fenomena perubahan tersebut bukan tidak mungkin membawa ekses yang potensial menjadi ancaman bagi keamanan suatu negara.

Ancaman tidak hanya dalam bentuk fisik, akan tetapi ancaman non fisik seperti penanaman nilai-nilai kehidupan asing yang dapat menjadi alat penghancur entitas sebuah peradaban bangsa.

"Untuk menghadapi perkembangan ancaman yang makin beragam, Indonesia perlu menata kembali kekuatannya. Dalam konteks pertahanan negara, permasalahan ini tidak cukup ditangani hanya dari aspek kekuatan utama militer saja,” katanya.

Disebutkan, setidaknya ada tiga pilar yang harus saling terkait yaitu pemerintahan, rakyat dan militer. Ketiganya dijalin dalam simpul untuk memperkuat sebuah negara. Pemerintah dengan rakyat diikat dengan simpul ideologi.

deha--


Diberdayakan oleh Blogger.