Sri Laelasari Monitoring Kebutuhan Air Bersih Warga Cipari



KUNINGAN (KN),- Rusaknya pompa air milik PAM Tirta Kamuning yang berdampak terhadap kebutuhan air bersih warga Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, menarik perhatian anggota Fraksi Gerindra DPRD Kuningan, Sri Laelasari.


Ia berkunjung ke Cipari didampingi dua anggota Babinsa yaitu Sumirat serta Solihin, berkeliling jalan kaki mendengarkan penjelasan dari anggota Babinsa dan berbincang-bincang dengan beberapa warga setempat, Jumat (24/2/2023) sore.

Sri mendapat informasi, setelah pompa air rusak, warga diberi bantuan air bersih dari Pemadam Kebakaran selama dua hari, Rabu (22/2) dan Kamis (23/2).

Bahkan hari ini, PAM Tirta Kamuning memberikan bantuan air bersih yang disimpan dalam toren ditempatkan di beberapa titik agar mudah dijangkau warga Cipari.

"Tugas wakil rakyat menerima aspirasi dari warga masyarakat, termasuk di Kelurahan Cipari yang 80 persen kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dilayani oleh PAM Tirta Kamuning," sebut Sri kepada kamangkaranews.com.

Menurut wakil rakyat dari Dapil Kuningan 1 (Kecamatan Kuningan, Cigugur, Sindangagung, Garawangi, Ciniru dan Hantara) tersebut, harus mengetahui dan merasakan langsung kesulitan yang dialami warga masyarakat Cipari.

Sri mengaku prihatin karena di Cipari terdapat sumber mata air yang debitnya besar tapi warga masyarakat saat ini kesulitan air bersih karena pompa air milik PAM Tirta Kamuning rusak dan sedang proses diganti.

Ia membaca berita di salah satu media online, namanya mesin (pompa air) suatu waktu pasti rusak tapi kata dia kenapa tidak bisa terkontrol dan diantisipasi oleh petugas PAM Tirta Kamuning. 

"Kalau sudah terjadi kerusakan, baru ramai dan yang berdampak kepada warga masyarakat sekitar yang berdekatan dengan sumber mata air," katanya.

Ia pun mendapat laporan dari warga Kelurahan Sukamulya dan Cipari, Kecamatan Cigugur dan beberapa wilayah lainnya yang terdampak, makanya ia mengecek dan meninjau langsung.

Menyikapi kurangnya Penerangan Jalan Umum (PJU) di Cipari sehingga jalan nampak gelap, ia menerangkan, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Perhubungan, ada penataan yang rancangannya sudah diangka 60-70 persen jadi.

Menurut anggota Komisi III itu, untuk pendistribusian PJU ke setiap desa/kelurahan diprioritaskan masing-masing 10 unit. Hanya saja desa/kelurahan yang sudah penuh jangan dipaksakan.

"Artinya perbedaan dengan desa/kelurahan yang masih kurang jangan sampai jomplang (tidak seimbang). Begitu pula PJU di jalan-jalan utama," katanya.

Sementara itu, Lurah Cipari, Nining Kurniasih, menyebutkan, di Kelurahan Cipari terdapat 20 RT dan 7 RW. Kebutuhan air bersih warganya 80 persen dilayani PAM Tirta Kamuning.

Dijelaskan, kekurangan air bersih yang dialami warganya sejak Selasa (21/2). Bantuan air dari Pemadam Kebakaran pada Rabu (22/2) dan Kamis (23/2).

"Hari ini bantuan dari PAM Tirta Kamuning yang disimpan di dalam toren di beberapa tempat di pinggir jalan," kata Nining di rumahnya.

Aliran air dari PAM Tirta Kamuning ke rumah tangga di Cipari dilakukan bergilir, namun pernah suatu malam dalam beberapa jam, airnya kotor dan bau.

"Mungkin hujan dan informasi dari PAM Tirta Kamuning, air yang kotor dan bau berasal dari pipa Stikes Muhammadiyah yang merupakan cabang Kramatmulya, namun tidak lama kemudian bersih kembali," katanya.

Warga masyarakat Cipari memaklumi kondisi tersebut karena namanya mesin (pompa air) suatu saat pasti rusak dan berharap persoalan ini segera selesai.

Pewarta : deha.

Diberdayakan oleh Blogger.