Sri Laelasari Tinjau Penanganan Sampah di Wilayah Kuningan Kota




KUNINGAN (KN),- Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kuningan dari Fraksi Gerindra, Sri Laelasari, mengatakan, Sabtu (24/12/2022) bahwa ia sudah meninjau penanganan dan melihat beberapa lokasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) yang mengganggu keindahan lingkungan, Jumat (23/12).




Ia didampingi Kabid Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuningan, Beni Setiawan, menyusuri ruas jalan yang di atas trotoarnya terdapat TPSS.

Diawali dari Jalan Ir. Juanda, tumpukan sampah di TPSS mengganggu keindahan dan menyebabkan polusi udara. Bahkan di sana banyak tempat sampah terbuat dari anyaman  bambu berjejer di atas trotoar.

"Padahal trotoar untuk pejalan kaki atau non kendaraan, apalagi sudah banyak trotoar yang rusak diperparah lagi di atasnya  ada TPSS maka wajah Kuningan Kota semakin kumuh," kata Sri.

Kemudian ke Jalan Aruji Kartawinata depan kantor Diskoperindag, sudah mulai tertata rapih atau tidak terlihat sampah di trotoar karena merupakan area jalan perkantoran.

Kemudian ke Jalan Siliwangi depan Sanggariang, Jalan Langlangbuana, Jalan Otista dekat SMPN 2 terus barat depan Salon Yanti dan diteruskan ke Pasapen III dekat tower.

"Di Jalan Otista dekat SMPN 2 Kuningan, saya bertemu dengan pemulung warga Kamukten yang biasa memilah dan mengambil sampah yang masih bisa dimanfaatkan," katanya.

Ternyata, imbuhnya, pemulung tersebut punya komunitas dan terkoordinir meminta kepada Pemda Kuningan untuk disedikan tempat pengolahan sampah yang lahannya luas.

"Dalam kegiatan itu saya dengan DLH sambil membahas kemungkinan lokasinya di Jalan Baru Soekarno-Hatta dekat lapang pacuan kuda," ujar Sri.

Selanjutnya ke Jalan Soekarno-Hatta tapi TPSS di sana bukan di atas trotoar namun agak masuk ke dalam lahan dan TPSS itu sudah terbagi dua, ada untuk sampah kering dan basah.

Setelah itu ke Jalan Pramuka sebelah barat kantor Setda Kuningan dan melihat masih ada tumpukan sampah hingga berceceran ke trotoar.

Selain lokasi pengolahan sampah, tadi juga dibahas mengenai armada angkutan sampah, apakah jumlah kendaraannya harus ditambah ataukah jadual angkutnya waktunya perlu ditingkatkan.

"Mungkin sampah rumah tangga dari TPSS diangkut setiap hari tapi ternyata masih ada TPSS seperti dekat pendopo sampahnya tidak terangkut," katanya.

Metode lainnya, diperbanyak gerobak sampah atau motor sampah dan perlu koordinasi dengan pemerintah kelurahan dan para ketua RW/RT untuk mensosialisasikan kepada warga masyarakat.

"Termasuk bank sampah hingga kini sosialisasinya belum optimal,  dan informasi ini perlu terus dimaksimalkan  kepada warga masyarakat,"' katanya.

Menurutnya, penanganan sampah bukan hanya tanggung jawab Pemda Kuningan saja, melainkan seluruh warga masyarakat agar memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Pewarta : deha.
Diberdayakan oleh Blogger.