Dipertanyakan, Gebyar HUT ke-77 PGRI dan Hari Guru 2022 di Semarang




KUNINGAN (KN),- HUT ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru 2022 tingkat nasional terasa berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. 

Pasalnya, tahun ini dipusatkan di Semarang, Jawa Tengah, selain dihadiri Presiden RI, dipastikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo hadir karena menjadi tuan rumah.

"Sebagai pemerhati pendidikan tentunya mengapresiasi semua kegiatan HUT ke-77 PGRI dan Hari Guru 2022 yang digelar di berbagai tingkat, baik pusat, provinsi dan kabupaten/kota," kata H.R. Ayip Syarif Rahmat, saat diminta pendapatnya melalui telepon seluler, Minggu (4/12/2022).

Dijelaskan, kegiatan yang digelar di tataran kabupaten/kota sebagaimana biasa dilaksanakan tahun lalu sebagai ajang silaturahmi dan kebersamaan untuk mempersatukan seluruh anggota. 

Untuk kegiatan di tingkat daerah, menurutnya, tidak begitu berdampak terhadap faktor lain dan itu wajar dilakukan oleh sebuah organisasi
 
"Namun pada tahun sekarang menjadi perhatian dan pertanyaan publik," kata Kang Ayip, panggilan akrabnya, kepada kamangkaranews.com.

Antara lain, apa maksud dan tujuan puncak acara HUT ke-77 PGRI dan Hari Guru 2022 pada 3 Desember dilaksanakan di Semarang ?. Kenapa  waktunya tidak tepat sesuai HUT ke-77 PGRI pada 25 November ?.

Bukan hanya itu, ia pun mengkritisi jumlah peserta PGRI dari Kabupaten Kuningan sangatlah fantastik mencapai 1586 orang (52,74%), sedangkan total peserta se-Jawa Barat adalah 3007.

Jumlah 1586 orang itu memerlukan biaya transfortasi dan logistik lainnya. Apakah bersumber dari APBD ? anggota ? atau sponsorship ?.

"Apakah jumlah itu efektif atau tidak ?. Ini kan menjadi pertanyaan bagi publik. Kecuali ada permintaan khusus dari panitia nasional untuk Kabupaten Kuningan," kata Kang Ayip.

Apalagi secara statistik di Jabar berdasarkan SK Gubernur bahwa Kuningan kabupaten termiskin di Jawa Barat, mana mungkin ada permintaan sebanyak itu ?.

"Majalengka saja hanya mengirimkan 7 orang, bahkan ada kabupaten/kota yang sama sekali tidak mengirimkan peserta, yaitu Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut dan Kabupaten Ciamis," sebutnya.

Situasi politik saat ini sedang memuncak terutama untuk Capres 2024. Kenapa DPP memilih Semarang untuk pelaksanaan puncak acara, padahal ada daerah yang steril dan safety dari unsur politis terutama dalam hal capres.

Dengan demikian, ia mempertanyakan jumlah peserta PGRI dari Kabupaten Kuningan itu murni untuk kegiatan HUT PGRI ?. Ataukah memang Show of Force (pamer kekuatan) secara politis digiring untuk popularitas Ganjar Pranowo ?.

"Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat ini digadang-gadang sebagai Capres 2024 oleh Presiden Jokowi yang katanya pilih pemimpin yang keningnya berkerut atau rambutnya putih karena selalu memikirkan rakyat," ujarnya.

Seandainya Presiden Jokowi masih menghargai dan hormat kepada guru seharusnya setelah selesai puncak acara ada sebuah penghargaan dengan dibuatnya Perpres tentang Guru Otomatis Mendapatkan Tunjangan Sertifikasi Tanpa Persyaratan Teknis. 

Termasuk tunjangan profesi yang melekat pada penggajian yang masuk dalam perhitungan gaji pensiun (ini namanya pencerahan).

"Tapi kalau tidak ada kebijakan pemerintah tentang guru, saya kira belum dikatakan menghargai dan hormat kepada guru," tandasnya.
 
Di akhir perbincangan, ia berharap mudah-mudahan keberangkatan ribuan anggota PGRI Kabupaten Kuningan ke Semarang betul-betul tujuannya murni profesional dan tidak bersifat politis.

Pewarta : deha.
Diberdayakan oleh Blogger.