Tidak Benar Jumlah Orang Miskin Direkayasa agar Dapat Bantuan dari Pemerintah Pusat




KUNINGAN (KN),- Beredarnya isu tentang jumlah warga miskin direkayasa lebih banyak agar mendapat bantuan dari pemerintah pusat, ditepis Kadis Sosial Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Deni Hamdani, Kamis (29/9/2022).

Kepada kamangkaranews.com, ia mengatakan, jumlah warga miskin berdasarkan data, fakta dan analisa melibatkan pihak lain termasuk para akademisi.

"Kalau data kemiskinan yang kemarin-kemarin jumlahnya dianggap direkayasa, itu pendapat yang tidak benar karena kami bekerja sesuai dengan prosedur dan aturan," katanya.

Meningkatnya angka kemiskinan pada saat pandemi Covid-19, bukan hanya dialami warga Kuningan yang tinggal di daerah, termasuk di perantauan.

Kontribusi yang diberikan para perantau untuk membantu ekonomi di Kabupaten Kuningan sangat terasa.

Terdapat korelasi linier antara dampak Covid-19, para perantau dan kondisi ekonomi Kabupaten Kuningan karena 25 persen warga Kuningan adalah perantau dari jumlah penduduk 1.198.814 jiwa.

"Mereka (perantau) membiayai keluarganya dan masyarakat di Kuningan sehingga membantu perekonomian, jika ekonomi mereka terdampak pandemi Covid-19 maka berpengaruh langsung terhadap kondisi ekonomi Kabupaten Kuningan," ujarnya.

Disebutkan, data warga yang tercover program Sapa Warga ada 55.000 dan migrasi menjadi penerima BPNT Bansos. Namun sekarang situasi sudah membaik, angka Covid-19 melandai maka hal itu akan ditertibkan.

"Alhamdulillah berdasarkan data yang kita miliki angka kemiskinan semula 12,82 persen menurun 2,3 persen sisanya 10,52 persen," sebutnya.

Bahkan kemiskinan ekstrim dari 6,30 persen menjadi 4 persen, menurutnya sebagai bukti keberhasilan Pemkab Kuningan memulihkan ekonomi bersama masyarakatnya.

Sekarang sedang dilaksanakan verifikasi validasi data yang rilnya seperti apa, dikomperkan dengan Perbup Kuningan Nomor 250 Tahun 2022 tentang Mekanisme Penetapan Warga Kuningan Yang Termasuk Warga Miskin.

Dalam Pasal 5, Ayat 1 (satu) ada 15 parameter yang menunjukkan kategori miskin, diantaranya, atap bangunannya, lantai, dinding, pekerjaan, pendapatan, makanan, kalori, pemanfaatan air bersih dan lainnya.

Tingkat ekonomi warga Kuningan sudah membaik, bisa dilihat berapa orang yang sudah memiliki kendaraan, baik motor maupun mobil setiap tahun jumlahnya bertambah.

"Satu hal lagi perlu adanya upaya mengedukasi masyarakat agar memiliki mental yang tangguh, mental pejuang, mental juara seperti Aria Kamuning," pungkasnya.

Pewarta : deha


Diberdayakan oleh Blogger.