Mengenal Lebih Dekat : Lurah Citangtu Sutono



KUNINGAN (KN),- Sejak menjabat Lurah Citangtu, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, ia terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan tokoh masyarakat dalam upaya melanjutkan pembangunan di wilayah kerjanya.

Adalah Sutono, S.Sos, sejak dua tahun yang lalu menjabat Lurah Citangtu, kepada jurnalis kamangkaranews.com, menuturkan pengalaman pekerjaannya ketika istirahat jam kerja di kantornya, Kamis (23/6/2022).

Sebelumnya, ia bertugas di kantor Kecamatan Kuningan hampir 20 tahun dan sering berpindah-pindah tempat sesuai dengan tugas dari pimpinan untuk mengisi kekosongan jabatan kepala desa pada saat sedang Pilkades.

Ia mulai ditugaskan di Citangtu pada 1999 kurang lebih tiga tahun tiga bulan karena tidak ada orang yang mau mendaftar sebagai calon kepala desa.

Kondisi tersebut akhirnya warga masyarakat Citangtu mengusulkan kepada Pemda Kuningan agar dirubah status administratif semula desa menjadi kelurahan.

"Sejak 2019 Citangtu menjadi kelurahan dan saya ditarik kembali ke Kecamatan Kuningan," kata pria kelahiran Cijoho 1967 itu.

Kemudian, ia ditugaskan ke Desa Cibinuang selama satu tahun mengisi kekosongan jabatan kepala desa setelah itu kembali ke Kecamatan Kuningan.

Selang beberapa bulan, ia ditugaskan ke Desa Kasturi dalam kurun waktu 7 bulan hingga selesai Pilkades dan selanjutnya kembali lagi ke Kecamatan Kuningan.

"2020 saya dimutasi menjadi Lurah Citangtu," katanya.

Menurutnya, sebagai Lurah Citangtu yang juga berstatus PNS, jabatan adalah amanah harus mengutamakan pelayanan kepada masyarakat dan tentunya harus mau memahami keinginan warga Citangtu.

Disebutkan, jumlah penduduk Citangtu 5390 tersebar di 6 lingkungan yaitu Manis, Pahing, Lebakburang, Talahab, Wangun dan Lahonje. 

"Mata pencaharian penduduk beragam, ada yang menjadi petani, pedagang dan pegawai," katanya.

Diakui Sutono, dulu Citangtu dikenal sebagai sentra pembuatan emping yaitu makanan sejenis kerupuk yang terbuat dari melinjo namun saat ini jumlahnya berkurang.

Hal itu karena tanaman melinjo berkurang dan generasi penerus tidak mau melanjutkannya mungkin akibat perkembangan zaman lebih memilih usaha yang instan.

"Tapi pengolahan gemblong (keripik berbahan baku singkong) hingga sekarang masih banyak," katanya.

Selama menjabat sebagai Lurah Citangtu, ia ingin agar akses jalan yang rusak diperbaiki karena menunjang ekonomi warga masyarakat.

"Mudah-mudahan Pemda Kuningan lebih memperhatikan lagi kondisi di Kelurahan Citangtu yang biasa disebut 'diskotik' atau di sisi kota saeutik (di pinggir kota sedikit)," harapnya.

Sebelum menutup pembicaraan, ia pun berpesan kepada warga masyarakat untuk tetap mempertahankan tradisi gotong royong dan kekompakan yang selama ini sering dilakukan.

Pewarta : deha


Diberdayakan oleh Blogger.