Siapakah Sebenarnya Eyang Dalem Cibinuang ?


KUNINGAN (KN),- Warga masyarakat Desa Cibinuang dan Citangtu, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tentu sudah tidak asing lagi mendengar makam Eyang Dalem Cibinuang yang terletak di Lingkungan Cikopo, Desa Cibinuang.
 
Namun hingga saat ini, tidak ada satu pun orang yang mengetahui siapa nama asli Eyang Dalem Cibinuang karena memang sangat dirahasiakan, termasuk para muridnya tidak mau membocorkan rahasia nama sebenarnya.
 
Untuk mengetahui hal itu, jurnalis kamangkaranews.com, diantar warga setempat, Makid Perwata, mendatangi makam yang lokasinya berjarak sekitar 100 meter dari jalan desa yang menghubungkan Cibinuang – Citangtu, Senin (28/2/2022).
 
Memasuki area makam hanya bisa menggunakan sepeda motor atau jalan kaki karena masuk gang selebar 1,5 meter. Terdapat dua makam yang dikelilingi batu kecil. Tidak ada batu nisan yang biasanya bertuliskan nama.
 
Makam tersebut berada di bawah pohon bunut besar yang sudah tumbang. Terdapat rimbunan pohon bambu dan pepohonan lainnya, sehingga suasananya begitu asri dan udaranya yang sejuk.     
 
Informasi yang dihimpun dari Makid didampingi kuncen makam, Udin Hasanuddin, menuturkan, konon menurut cerita orang tua, bahwa Eyang Dalem Cibinuang merupakan seorang ulama besar yang menyebarkan Agama Islam di tatar Kuningan.
 
“Eyang Dalem Cibinuang masih keturunan Raja Galuh dan menyebarkan Agama Islam di Kuningan diperkirakan 500 tahun lalu pada masa kepemimpinan Pangeran Adipati Kuningan tahun 1498 Masehi,” katanya.
 
Mengapa nama aslinya hingga kini masih dirahasiakan?, menurutnya, karena Eyang Dalem Cibinuang merupakan ulama besar, sakti mandraguna yang tidak mau kesohor, lemah lembut  dan berpura-pura seorang yang bodoh.
 
“Beliau mampu merubah masyarakat di Kuningan yang semula memeluk berbagai macam keyakinan menjadi umat yang benar-benar beriman hanya kepada ALLAH SWT,” katanya.
 
Sehingga murid-muridnya tunduk, patuh dan taat kepada semua perintahnya, begitu pula merahasiakan nama Eyang Dalem Cibinuang.
 
“Maka dari itu saya mohon kepada semua pihak jangan mencoba untuk menerka-nerka namanya A atau B. Sebut saja Eyang Dalem Cibinuang,” pinta Makid.
 
Untuk menghormati jasanya, setiap tanggal 15 bulan Rewah atau sebelum bulan Ramadhan, makam itu selalu dikunjungi ratusan peziarah yang datang mendoakan Eyang Dalem Cibinuang.
 
“Hal itu sebagai ungkapan terima kasih telah menyebarkan Agama Islam. Prosesi berdoa dipimpin Imam Masjid setempat,” katanya.
 
Peziarah bukan hanya masyarakat Kabupaten Kuningan, namun dari berbagai daerah hingga luar Provinsi Jabar.
 
Termasuk Bupati Kuningan pada 2018 datang ke sini dan merealisasikan proposal pembangunan tempat berteduh para peziarah, meskipun belum sesuai harapan. 
 
Ia pernah menelusuri sejarah Eyang Dalem Cibinuang ke Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Kuningan, ternyata tidak tercacat.
 
“Namun yang ada adalah tokoh-tokoh yang berada di kota, sedangkan di peloksok desa tidak terinventarisir,” katanya.
 
Lebih lanjut dijelaskan, kenapa ada di Lingkungan Cikopo ?, karena Cikopo itu sebuah tempat yang menjadi asal muasal adanya Desa Cibinuang.  
 
“Orang yang mengetahui sejarah Eyang Dalem Cibinuang adalah Habib Luthfi bin Yahya dari Pekalongan,” katanya mengakhiri perbincangan.
 
Pewarta : deha

Diberdayakan oleh Blogger.