Swasembada Ikan di Kabupaten Kuningan Ditargetkan Akhir 2023



KUNINGAN (KN),- Kepala Bidang Perikanan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan, Denny Rianto, mengatakan, akhir 2023 Kabupaten Kuningan ditargetkan bisa swasembada ikan.
 
“Kendati dukungan anggaran sangat minim mudah-mudahan bisa tercapai karena didasari niat yang baik,” katanya kepada kamangkaranews.com di ruang kerjanya, Jumat (6/8/2021).
 
Selain itu pula, ia selalu memberikan penyuluhan, motivasi kepada pelaku usaha perikanan (budidaya ikan) sehingga saat ini produksi ikan sudah nampak ada  peningkatkan.
 
Disebutkan, produksi ikan air tawar pada 2020 mencapai 22 ribu ton per tahun dan 2021 ditargetkan 24 ribu ton per tahun, sedangkan target di 2023 adalah 27 ribu ton, sehingga diperlukan penambahan 5 ribu ton jika dibandingkan dengan tahun kemarin.
 
Untuk pencapaian target swsembada ikan, menurut Deni, anggota Komisi II DPRD Kuningan ketika Rapat Dengar Pendapat (RDP) sangat mendukung program itu.
 
“Bahkan mereka (DPRD) menyarankan agar menciptakan varietas baru ikan unggulan dari Kuningan tapi hal itu tidak mudah karena penelitian dan proses menemukan genetikanya butuh waktu 5 hingga 7 tahun,” katanya.
 
Menyikapi keberadaan Balai Benih Ikan (BBI), ia menjelaskan, BBI bukan penghasil produksi benih tetapi sebagai koordinator untuk pelaku usaha yang bergerak di sektor pembenihan ikan.
 
“Jadi bagaimana BBI menyediakan calon induk ikan untuk pembenih-pembenih. Artinya BBI bukan menyediakan benih ikan,” katanya.
 
Disebutkan, selama ini kebutuhan benih ikan 250 juta ekor per tahun, sementara BBI hanya mampu menghasilkan benih 3 juta ekor namun dari 3 juta ekor ini nantinya akan berkembang memproduksi benih ikan kepada pelaku usaha pembenihan ikan.
 
“BBI melakukan pembinaan kepada para mitra usaha pembenahan ikan, bahkan berfungsi sebagai transfer informasi teknologi, komunikasi dan penelitian ikan,” katanya.
 
Terkait kerja sama dengan SMK Pertanian yang di dalamnya terdapat perikanan, ia menuturkan, sebenarnya sinergitas sudah dibangun tapi masih belum ada kesepahaman, miskomunikasi dan target-target yang belum singkron.
 
“Contohnya, sekarang sedang mengembangkan budi daya ikan dewa, bukan kita tidak mengkampanyekan tetapi di sini ada nilai etika dan budaya, maka kita tidak berusaha mengembangkan ikan itu, “ katanya.
 
Lebih lanjut Deni menerangkan, jika ikan dewa dipromosikan bisa dikonsumsi atau dimakan, maka keberadaan ikan tersebut bisa habis, sedangkan sesuai adat budaya harus dilestarikan (kearifan lokal).
 
“Apalagi masih kuatnya kepercayaan masyarakat Kabupaten Kuningan bahwa ikan dewa tidak boleh dimakan, maka ikan tersebut belum menjadi target produksi yang kami upayakan,” katanya.
 
Oleh karena itu, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan, lebih tertarik kepada upaya pencapaian swasembada ikan dengan mengembangkan budi daya ikan nila, emas, lele, gurami, sepat, nilem  dan lainnya.
 
Pada kesempatan itu, ia memaparkan, ada tiga program besar yaitu, program perikanan budi daya, perikanan tangkap serta pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, semuanya menuju kepada swasembada ikan..
 
Di program perikanan budi daya punya 5 potensi, terdiri dari kolam air tenang (permanen dan semi permanen) ada 1000 hektar, sedangkan yang termanfaatkan hanya 527 hektar. Dari kolam ini bisa menghasilkan produksi ikan 15 ribu ton.
 
“Kalau dari 1000 hektar dioptimalkan, maka bisa menjadi item untuk pencapaian swasembada ikan dengan adanya dukungan anggaran,” sebutnya.
 
Kemudian kedua, potensi kolam jaring apung berproduksi 3500 ton per tahun tapi ada masalah karena ada Perbup tentang Pengurangan Kolam Jaring Apung (KJA) maka akan menghambat produksi ikan dan digantikan dengan kolam darat.
 
Ketiga, kolam keramba bambu di sungai bisa mencapai 100 ton per tahun. Keempat, kolam air deras banyak tersebar di wilayah Kuningan Utara menghasilkan 300 ton ikan.
 
Terakhir adalah Mina Padi yaitu ikan yang ada di lahan pertanian (sawah) yang dibagi tiga kategori, pertama palawija, penyelang dan penyelia.
 
Palawija yaitu setelah tanaman dipanen maka panen ikan yang ada di lahan itu. Penyelang, menunggu satu atau dua bulan dulu dipelakan (budi daya ikan) sebelum tanaman dipanen.
 
“Kalau penyelia, panen tanaman dengan budi daya ikan secara bersamaan,” pungkasnya.    
 
Pewarta : deha

Diberdayakan oleh Blogger.