Kecamatan Cilebak Bebas Stunting tapi Tidak Semua Rumah Punya WC



KUNINGAN,- Kendati di Kabupaten Kuningan terdapat 28 persen anak stunting (berbadan pendek) sesuai data Riskesdas Kemenkes RI (3 Januari 2018) namun di Wilayah Kecamatan Cilebak tidak termasuk ke dalam data tersebut.

   

Stunting disebabkan kurangnya asupan gizi  dalam waktu lama (gizi kronis), mulai dari bayi dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Anak stunting berbadan pendek, lemah kemampuan dalam berpikir juga beresiko sering terkena penyakit.

 

Hal itu dikatakan Bupati Kuningan, Acep Purnama, ketika melakukan pertemuan dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Cilebak dalam rangkaian kegiatan peresmian Kantor Kecamatan Cilebak, Jumat (19/2/2021).

 

“Para tenaga kesehatan (nakes) merupakan garda terdepan dalam penanganan pencegahan pandemi COVID-19,” kata Bupati Acep didampingi Kadis Kesehatan, Susi Lusiyanti.

 

Kepada para nakes, Acep memberikan tugas tambahan agar memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, seperti program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan menghindari gizi buruk yang menyebabkan anak stunting.

 

Adanya pandemi COVID-19, pemerintah menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) mikro hingga di tingkat desa, namun dikhawatirkan menimbulkan persoalan baru yaitu kurangnya pemenuhan gizi, terutama anak-anak.   

 

Selain stunting dan gizi buruk, Acep berharap agar perangkat kecamatan serta desa harus bekerja sama dalam menyukseskan STBM 100 persen ODF (Open Defecation Free) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan.

 

“Program 100 persen ODF menjadi salah satu misi yang harus dituntaskan Pemerintah Kecamatan Cilebak,” pinta Acep.

 

Program tersebut, lanjutnya, sudah dicanangkan sejak empat tahun lalu itu, diharapkan bisa menjadi salah satu program yang diprioritaskan pemerintah kecamatan dan desa.

 

Bahkan Acep menghimbau agar pemerintah desa setiap tahunnya menganggarkan untuk program STBM dan tahun ini pemerintah kecamatan serta puskesmas  membuat strategi penanganan pencegahan stunting dan STBM.

 

“Jangan hanya sebatas sosialisasi lagi, namun harus pada aksi nyata. Di akhir tahun, saya akan melihat dan mengevaluasi realisasi dari rencana yang akan dilaksanakan saat ini,” tandasnya.

 

Acep berjanji tahun depan membangun ulang Puskesmas Cilebak agar tenaga kesehatan merasa nyaman pada saat melayani masyarakat.

 

“Insya Allah tahun depan bangunan Puskesmas Cilebak akan kita bangun lagi dari nol,” pungkasnya.

 

deha

Sumber : Diskominfo Kabupaten Kuningan 

Diberdayakan oleh Blogger.