Lapas Kelas II A Kuningan Edukasi Warga Binaan Bertani Sayuran Kol



KUNINGAN (KN) Kepala Lapas Kelas II A Kabupaten Kuningan, Gumilar Budirahayu, mengatakan, Selasa (28/7/2020) panen sayuran kol di Open Camp Asimilasi Lapas Kelas II A Kabupaten Kuningan, Palutungan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, merupakan Program Revitalisasi Pemasyarakatan di Bidang Ketahanan Pangan.

Dikatakan, lahan cukup luas ini sebenarnya diperuntukkan bagi peternakan sapi pedaging maupun sapi perah namun karena sedang tidak ada sapi maka lahan kosong yang biasanya untuk menanam pakan sapi dimanfaatkan untuk menanam sayuran.

“Alhamdulillah dengan tidak disangka-sangka kita menanam 9100 pohon sayuran kol benihnya dari Banyumas, Jawa Tengah, di lahan seluas 3000 meter persegi dalam jangka waktu tiga bulan semuanya tumbuh subur dengan berat rata-berat 2 kg,” katanya kepada sejumlah wartawan.

Menurutnya, di sebelah kiri kanan tanaman kol tersebut sengaja tumbuh rumput karena jika lahannya bersih tidak ada rumput maka akan mudah diserang hama kupu-kupu.

Dengan hadirnya unsur Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dalam kegiatan panen raya ini, lanjut Gumilar, menunjukkan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Kuningan bisa berkarya di bidang pertanian dan dilanjutkan adanya kerjasama.

“Untuk penanaman sayuran selanjutnya, kita mohon dukungan dan  ilmunya karena selama ini kita belajar secara otodidak,” katanya.

Kendati demikian, setelah sayuran kol dipanen, muncul permasalahan yaitu harga sayuran kol di pasaran anjlok, sedangkan sebelumnya ketika akan menanam harganya lebih tinggi. 

“Harga jual di tingkat pengepul atau bandar Rp1000 per kg padahal ketika menanam dijanjikan Rp6000 hingga Rp7000 per kg dengan masa tanam hingga panen selama tiga bulan,” katanya.

Mungkin perlu upaya dari pihak-pihak terkait bagaimana menangani harga yang tidak stabil karena bisa dibayangkan para petani yang menggantungkan hidupnya khusus di pertanian sayuran kol sebab modal yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan.

“Harus dirumuskan bagaimana petani bisa survive dalam menghadapi harga yang tidak stabil,” katanya.

Menyikapi persoalan harga tersebut, Gumilar, menjelaskan, ia tidak terlalu kecewa karena tujuan penanamam sayuran kol bersifat edukasi kepada warga binaan, bagaimana bisa praktek dari cara penanaman, pemeliharaan, pemupukan sampai panen sesuai PP 10 tahun 2020 tentang Asimilasi.

Untuk warga binaan asimiliasi yang sedang melaksanakan persyaratannya seperti kelakuan baik dan surat jaminan, ada sebagian yang dititipkan di sini sejak tiga bulan yang lalu sebanyak 15 orang secara bergantian.

Ia mengkalkulasi hasil panen raya sayuran kol, jika berat rata-rata 2 kg dikalikan 9000 pohon menjadi 18.000 maka akan menghasilkan 18 ton sayuran kol.

“Sejak Bulan Januari 2020 ketika pertama kali saya datang ke Kabupaten Kuningan mendapat bantuan dari Dinas Perkebunan yaitu tanaman kopi jenis Arabica sebanyak 1000 batang lebih yang ditanam di sebelah lahan sayuran kol,” katanya sambil menunjukkan lokasi tanaman tersebut.

deha

Diberdayakan oleh Blogger.