Jurig Samak dan Babah Mangkok




DI Lingkungan Pasapen dan Cijalim, Kelurahan Kuningan, sudah tidak asing lagi mendengar cerita mistis tentang Babah Mangkok dan penampakan jurig samak (siluman air berwujud tikar, red) di Sungai Cijami yang berada di jurang Babakan Pasapen yang sekarang dikenal dengan Blok Warrior.

Cijami merupakan sungai kecil yang menjadi batas administrasi antara Kelurahan Kuningan, Kecamatan Kuningan dengan Babakan Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cigugur yang batasi jembatan kecil.

Jurnalis kamangkaranews,com datang ke lokasi itu menuruni jalan setapak sekira 150 meter untuk mengambil gambar dari jarak dekat dan suasana di sana terasa magis karena tidak jauh dari sungai banyak ditumbuhi pohon bambu yang rindang serta hawanya terasa dingin.

Sebelum wawancara dengan narasumber, terdapat keanehan. Betapa tidak, ketika berjalan menuju jembatan Cijami berpapasan dengan seorang kakek yang langkah kakinya tertatih-tatih dan di tangan kanannya memegang tongkat. 

"Bade kamana jang ? (mau kemana nak)," kata sang kakek.

Kemudian jurnalis menjawab mau ke jembatan Cijami memotret.

Proses memotret sungai dari atas jembatan hanya membutuhkan waktu satu  menit dan jurnalis pun kembali lagi berjalan ke atas. 

Alangkah terkejutnya karena kakek yang tadi berpapasan tidak terlihat, padahal ia berjalan sangat perlahan, apalagi jalan setapak itu kondisinya menanjak dengan kemiringan antara 60-70 derajat.   

“Ketika masih kecil, saya bersama teman-teman pernah mandi di sungai itu. Tiba-tiba ada benda seperti tikar berwarna hijau mengambang. Ukurannya besar dan panjang,” kata mantan Kepala SDN 3 Kuningan yang kini menjabat Kepala SDN Cigintung, Apip Mustopa, Kamis (23/7/2020).

Menurut pria yang semasa kecilnya bermukim di Lingkungan Cijalim, awalnya tidak mengetahui kalau benda itu adalah siluman air. 

“Untung saja, ada teman yang masih berdiri di pinggir sungai, kemudian berteriak jurig samak,,,jurig samak, maka saya bersama yang lainnya langsung naik ke darat karena merasa takut,” ujarnya.

Tidak jauh dari tempat itu, terdapat cerita mistis lainnya, yaitu Babah Mangkok.

Konon, pada zaman dahulu ketika Indonesia masih dijajah Belanda, ada seorang warga Cina yang berdagang mangkok dibunuh dan mayatnya dibuang ke daerah tersebut.

Untuk mengetahui cerita tersebut, jurnalis disarankan menemui Nono Sujono, guru kelas VI SDN 3 Kuningan.

Dikatakan Nono, suatu hari ia akan memotong rumput di halaman belakang sekolah yang lokasinya berada di tepi jurang. Karena terasa ada aura magis, maka ia pun meminta izin kepada penghuni tempat itu.

Ia mengatakan, jika tidak diizinkan memotong rumput disini, silahkan sabit ini melukai kakinya dan berdarah. Tapi jika diizinkan kakinya tidak berdarah. 

Beberapa detik kemudian, tiba-tiba sabit yang ia pegang melukai kakinya dan anehnya lagi tidak berdarah. 

"Artinya saya diizinkan,” katanya.

Menurutnya, fenomena itu wajar terjadi dan jangan saling mengganggu, biarkan saja mereka karena antara manusia dan makhluk astral masing-masing berbeda alam.

“Cerita ghoib Babah Mangkok telah turun-temurun terdengar dari generasi ke generasi,” katanya menutup pembicaraan. 


deha


Diberdayakan oleh Blogger.