Belakang SDN 3 Cileuleuy Tidak Dipagar, Rawan Dibobol Maling




KUNINGAN (KN) Karena bagian belakang bangunan SD Negeri 3 Cileuleuy, Kecamatan Cigugur tidak dipagar, akibatnya rawan terjadi pencurian.

Hal itu diungkapkan Kepala SDN 3 Cileuleuy, Ikin Sadikin didampingi Guru Olahraga sekaligus Pembina Pramuka, Asep Rudi Samsudin yang akrab disapa Asep Rudal, kepada kamangkaranews.com di sekolah tersebut, Sabtu (18/7/2020).

“Di belakang sekolah kami sepanjang 100 meter terdapat areal sawah milik warga setempat dan kami berkeinginan agar dipagar tapi setelah mengajukan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan ternyata tidak bisa mendapatkan bantuan bahkan biayanya harus mencari sendiri,” kata Ikin yang ditugaskan sejak Nopember 2019.
    
Untuk tahun sekarang, sudah mengajukan rehab kelas untuk empat lokal tapi hingga kini belum ada realisasinya, sedangkan ruang perpustakaan, mungkin diajukan tahun depan.

Ia menyebutkan, jumlah peserta didik Tahun Ajaran 2020/2021 tercatat 60 murid termasuk 5 murid baru, sedangkan guru PNS 6 orang, honorer 3 orang dan satu penjaga sekolah.

Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada masa pandemi Covid-19 tidak menghadapi kendala karena para guru secara berkala mengunjungi ke rumah murid yang dibagi beberapa kelompok belajar.

“Untuk sementara Kegiatan Belajar Mengajar tatap muka tidak ada tapi nanti dilaksanakan Bulan September 2020 dan kami sudah menyediakan masker untuk  murid, begitu pula lima buah wastafel,” katanya.  

Sementara itu, Asep Rudal, mengatakan, jumlah peserta didik di SDN 3 Cileuluey memang sedikit karena berasal dari lingkungan sekitar yaitu Dusun Manis, Desa Cileueuy.

“Karena bagian belakang sekolah ini tidak dipagar, kami pernah kehilangan satu unit komputer yang diambil mesinnya dan satu printer,” katanya.

Mengenai ruang perpustakaan, dulu pernah mendapatkan bantuan tapi entah kenapa ditolak oleh kepala sekolah yang lama dengan alasan ia akan berangkat naik haji.

“Mungkin tidak percaya kepada para guru jika dititipkan uang untuk biaya pembangunan ruang perpustakaan,” katanya.

Pantauan kamangkaranews.com di sekolah itu terdapat ruangan kecil dipergunakan untuk ruang piket guru, UKS dan tempat menyimpan peralatan olahraga, sehingga dinilai tidak memadai bagi bangunan lembaga pendidikan milik pemerintah.

deha


Diberdayakan oleh Blogger.