Rakor GAMAS Dukung RS Linggajati Tak Gunakan Gedung Bermasalah





KUNINGAN- Tidak digunakannya "gedung baru" yang bernilai miliaran rupiah oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Linggajati hingga saat ini, mendapat tanggapan serius dari komponen organisasi kemasyarakatan Gerakan Anti Maksiat (Gamas) Kabupaten Kuningan.

Dalam rapat koordinasi ormas yang beralamat di Desa Purwasari ini, Ahad (14/04/2019) terungkap bahwa sebagai bagian dari masyarakat yang membutuhkan adanya layanan prima dari Rumah Sakit, Gamas mendukung langkag RSUD Linggajati untuk menolak penggunaan bangunan bantuan Pemprov Jabar tersebut.

"Konon katanya bangunan baru tersebut dikerjakan oleh rekanan yang dekat dengan gedung putih. Tapi kok hasilnya mengecewakan ya, kami setuju pihak RSUD Linggjati jangan menggunakannya, atau kalau bisa menolaknya," tandas Ketua Gamas Kuningan, K Nana Nurudin, Ahad sore.

Pihaknya khawatir jika pihak rumah sakit menggunakan bangunan baru tersebut, apalagi untuk ruangan rawat inap, nanti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti ambruknya atap sebuah RS di Kuningan Timur beberapa waktu lalu.

"Khawatir nanti saat digunakan, dan banyak pasien, bangunan yang disinyalir ada menyimpang dari spesifikasi seharusnya tersebut akan rusak. Konon juga ada temuan BPK di bangunan baru tersebut " imbuh Nana.

Sebagai rumah sakit milik pemerintah daerah, RSUD Linggajati, ungkap Nana, sudah seharusnya memiliki bangunan yang representatif untuk kenyamanan pasien. Alih-alih akan mendapat bangunan baru yang megah, tapi kenyataannya dikasih bangunan yang baru saja dibangun sudah rusak di sana-sini.

"Miliaran rupiah lho anggarannya, ini harus segera dibereskan. Jangan sampai bangunan itu tambah rusak dan pasti akan memakan biaya yang besar untuk memperbaikinya," ujarnya.

Nana juga menceritakan awal mula berdirinya RSUD Linggajati yang menurutnya merupakan hasil peran serta ormas Islam saat membuka lahan di lokasi berdirinya RS tersebut.

"Dulunya kan tanah itu bekas berdirinya kafe-kafe, Kami dulu ikut menertibkan lahan tersebut hingga bisa dijadikan lokasi RS. Banyak saksi hidup yang ikut serta membenahi lokasi tersebut dari yang awalnya kumuh," kenangnya.

Bicara tentang berdirinya kafe, K Nana juga meminta pemerintah daerah segera menertibkan kafe-kafe yang berada di sekitar RSUD Linggajati. Karena menurutnya, lokasi tersebut adalah etalasenya Kuningan yang tidak pantas berdirinya kafe di dekat rumah sakit.

"Apalagi yang namanya Kafe Solo, sering terjadi keributan pengunjungnya. Itu tanah milik Korem 063/SGJ, kalau bisa ditertibkan lah, sangat mengganggu keberadaan rumah sakit di sana," tukas Nana.

Di lain pihak, Humas RSUD Linggajati, Keris Ferdiansyah, ketika dikonfirmasi kuninganreligi.com tentang penggunaan gedung baru yang sudah diserahterimakan tersebut, menjawab bahwa hingga saat ini belum ada kejelasan informasi kapan bisa ditempati.

"Sementara belum ada informasi kang," tutur Keris singkat melalui pesan Whatsapp. (Nars)


Diberdayakan oleh Blogger.