Peringatan ke-32 Hari Air se-Dunia, Menjaga Air untuk Kehidupan



Oleh : Nanang Subarnas, S.Hut.


Air merupakan unsur terpenting bagi kehidupan manusia. Saat ini, air menjadi unsur yang sangat dibutuhkan. Bahkan pada peringatan Hari Pangan se-Dunia beberapa waktu lalu, air sudah termasuk unsur yang wajib dipertahankan sebagai penunjang ketahanan pangan yang akhir-akhir ini digelorakan oleh seluruh bangsa di bumi ini.


Air yang bagaimana yang bisa kita manfaatkan untuk kehidupan?. Tentunya, untuk sumber pangan, ya air bersih yang menyehatkan, tidak tercemari limbah dan bahan pemyakit.


Sebagai penunjang pertanian yang juga jadi sektor untuk ketahanan pangan, air yang dibutuhkan adalah air yang tersedia mengalir sepanjang hari untuk mengairi lahan-lahan pertanian. 


Selayaknya api, air juga bisa menjadi kawan dan 'lawan' bagi manusia. Air menjadi kawan, saat air ini bisa menunjang segala kebutuhan manusia, untuk minum, memasak makanan, mengairi lahan-lahan pertanian dan sebagainya.


Sedangkan air bisa menjadi lawan ketika air ini tidak terkendali, luapan air sungai saat hujan deras bisa menimbulkan bencana banjir yang merugikan manusia. Limpasan air yang tidak terserap dengan baik di tanah, akan menimbulkan bencana longsor karena tanah jenuh oleh air.


Sesuai tema diskusi kita hari ini, Air untuk Kehidupan. Maka sebagai insan yang diutus mengelola bumi ini dengan sebaik-baiknya, mari kita perlakukan karunia yang diberikan Allah SWT berupa air ini dengan bijak.


Agar ketersediaan air untuk kehidupan ini tetap lestari hingga anak cucu kita nanti. 
Ada istilah, lebih baik mewariskan mata air kepada anak cucu kita daripada mewariskan air mata. Mewariskan air mata ini bisa berarti kita tidak mewariskan apa-apa, bahkan mewariskan kerusakan bumi ini kepada anak cucu kita, naudzubillah...


Memang, kondisi bumi sekarang ini semakin tua dan tentu sebagai makhluk Tuhan, hukum alam, bumi juga pasti akan menemukan kehancurannya. Namun, sebagai mahkluk berakal, kita setidaknya bisa memperlambat kerusakan bumi ini dengan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang malah mempercepat bumi ini rusak.


Surat Ar-Rum/30: 41
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (dampak) perbuatan mereka. Semoga mereka kembali (ke jalan yang benar)”.


Mohon maaf, ini yang penulis pelajari, sesuai Firman Tuhan ini, bumi ini rusak (termasuk sumber-sumber mata air) adalah karena ulah tangan-tangan manusia. 


Perilaku seperti mengeksploitasi sumberdaya alam yang serampangan, membuka lahan tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem, bahkan hingga perilaku membuang sampah sembarangan, bisa menyebabkan hilangnya sumber-sumber mata air di bumi ini.
 
Lantas apa yang bisa kita lakukan saat ini?. Kita wajib mempertanggungjawabkan apa yang sudah kita lakukan pada bumi ini. Kerusakan bumi karena tangan kita, maka memperbaiki bumi ini pun harus kita mulai dari tangan-tangan kita.


Mari mulai identifikasi mana mana saja sumber air yang masih ada, tolong jangan ganggu sumber air itu, dengan dalih apapun. Karena kita tidak bisa menciptakan sumber air itu, maka kewajiban kita adalah merawatnya.


Adapun sumber-sumber air yang sudah rusak, kering, mari kita kembalikan kondisinya semampu kita. Misalnya dengan menanami kembali lingkungan sekitarnya dengan pepohonan yang bisa menahan dan menyimpan air. Jaga sungai-sungai yang saat ini masih mengalir, jangan mengotorinya dengan sampah.
 
Mari kita bangun kembali kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan, khususnya kepada generasi muda. Stop pembukaan lahan dan hutan, yang hanya memunculkan gangguan terhadap keseimbangan ekosistem serta struktur bentang alam. Pembangunan infrastruktur baik, namun wajib menjaga kelestarian lingkungan.


*)Penulis : Pegiat Lingkungan Gerakan Masyarakat Jabar Hejo.


Diberdayakan oleh Blogger.