Debat Porsenitas Kang Ayip Versus Nuzul Rachdy Kian "Memanas"




KUNINGAN (KN),- Berawal dari pernyataan yang disampaikan Pengamat Kebijakan Publik, H.R. Ayip Syarif Rahmat, mengenai anggaran Porsenitas (Pekan Olahraga Seni Daerah Perbatasan) yang dimuat di kamangkaranews.com, edisi Rabu (3/8), ternyata berbuntut panjang.

Berita terkait : Porsenitas Hanya Buang Uang Anggaran dalam APBD

Betapa tidak, pernyataan itu ditanggapi oleh Ketua Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kabupaten Kuningan yang juga Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy, edisi Kamis (11/8).

Berita terkait, Ketua PBVSI : Pernyataan Pengamat Terlalu Apriori

Hingga berita ini dibuat, perdebatan dua orang tersebut kian "memanas" karena H.R. Ayip Syarif Rahmat, melalui whatsapp, Sabtu (13/8/2022) kembali menanggapi apa yang diucapkan Nuzul Rachdy.

Menurut Kang Ayip, sapaan akrab H.R. Ayip Syarif Rahmat, sangat menarik perhatian statement yang disampaikan Kang Zul (Nuzul Rachdy) sebagai wakil rakyat.

"Mestinya responsibility yang disampaikan tidak terlalu berlebihan sebab Porsenitas ini tidak tepat kalau dikatakan sebagai event pencarian bibit di bidang olahraga," kata Kang Ayip.

Yang jelas, lanjut dia, pencarian bibit itu harus diawali sejak dini. Artinya mulai usia SD sampai SMP serta adanya kesinambungan dan bersinergis dengan bidang terkait dan difasilitasi langsung oleh Pemda Kuningan sehingga lebih profesional.

Dicontohkan, pertama, siapkan kelas khusus yang berprestasi di setiap SMA/SMK. Kedua, siapkan training centre untuk memupuk minat dan bakat tanpa meninggalkan waktu pembelajaran.

Kemudian yang ketiga, Pemda Kuningan memberikan bea siswa untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran. Ini semua berlaku di wilayah perbatasan.

"Saya kira ini bisa berkompetisi di olimpiade olahraga ke depan. Jadi konsep Kunci Bersama ini setahap demi setahap bisa bermakna disamping sebagai  ajang silaturahmi," katanya.

Apalagi Kang Zul sebagai Ketua PBVSI seharusnya mampu mencari bibit-bibit atlet voli di usia dini dan memfasilitasinya sampai menjadi atlet profesional di tingkat regional maupun internasional.

Kajian ini merupakan bahan untuk Kang Zul dalam menentukan APBD ke depan dan sebagai anggota dewan dalam menanggapi statement pihak lain seharusnya aspiratif. 

Walau bagaimanapun, imbuhnya, tetap harus lebih berpihak terhadap masyarakat sehingga nampak arif dan bijak dalam menyikapi sesuatu jangan langsung menjust seseorang atau golongan. 

"Ini kan bisa dijadikan pembelajaran ke depan dalam meniti pembangunan, baik SDM maupun infrastruktur lainnya, jangan sampai terulang ketika menyikapi masalah Covid-19 di Pontren Husnul Jalaksana waktu dulu," pungkasnya.

Pewarta : deha

Diberdayakan oleh Blogger.