Sri Laelasari Kecewa, Mata Air Cigintung Ditutup Tembok Semen oleh Developer Komplek Perumahan



KUNINGAN (KN),- Anggota Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Kuningan, Sri Laelasari, mengaku kecewa karena saluran mata air di Kelurahan Cigintung, Kecamatan Kuningan, ditutup tembok semen oleh developer pembangunan komplek perumahan Panorama Asri di Jalan Ir Soekarno (biasa disebut jalan lingkar baru).

Sri yang juga anggota Komisi III DPRD, kepada jurnalis kamangkaranews.com, Rabu (6/7/2022) mengatakan, ia sengaja melihat langsung ke lokasi penutupan mata air itu setelah sebelumnya menerima aspirasi dari warga Cigintung.

"Mata air bukan hanya untuk saat ini saja tapi bagaimana anak cucu kita, maka saya akan konfirmasi kepada pihak developer perumahan Panorama Asri," katanya.

Ia akan menanyakan kepada developer pembangunan komplek perumahan apakah penutupan mata air sudah ada izin atau belum dari warga Cigintung.

"Selain itu juga saya akan mengecek ke Pemerintah Kelurahan Cigintung, apakah penutupan tersebut sudah dimusyawarahkan dengan warga ?," tanya dia.

Di lokasi itu secara kebetulan ia bertemu dengan petani warga RT 01 RW 01 dan mendapat penjelasan akibat penutupan saluran mata air ketika hujan sawahnya terendam banjir.

"Ada 5 petani yang terdampak dan mendapat kompensasi dari developer satu juta rupiah tapi saya berharap pentingnya mata air itu bukan hanya dinilai dengan nominal uang namun untuk generasi mendatang anak cucu kita," katanya.

Sri menyebutkan, di Cigintung ada empat sumber mata air dan salah satunya sudah ditutup tembok semen, sedangkan tiga lagi berada sebelah utara tidak jauh dari tempat itu.

"Saya khawatir pembangunan perumahan Panorama Asri dikembangkan ke utara maka tiga mata air di sana akan terancam," sebutnya.

Jika hal itu terjadi maka ketua RT dan RW agar menyampaikan informasinya maka ia tidak akan diam terkait penutupan mata air sesuai tupoksi wakil rakyat diantaranya pengawasan.

"Sumber mata air di Cigintung dimanfaatkan oleh warga untuk keperluan sehari-hari, saya tidak mau kalau nantinya warga masyarakat dirugikan," tandasnya.

Lebih lanjut ia menegaskan, para developer ketika membangun infrastuktur termasuk komplek perumahan jangan mengganggu keberadaan mata air karena akan berdampak kepada lingkungan dan ekosistem.

Di tempat yang sama, salah seorang petani warga RT 01 RW 01 Kelurahan Cigintung, Darta, mengungkapkan, ditutupnya mata air mengganggu pengairan ke areal pesawahan.

"Ketika musim hujan sawah terendam banjir akibat air dari atas yang mengalir melalui tembok semen yang menutupi saluran mata air," kata Darta.

Pewarta : deha
Diberdayakan oleh Blogger.