Ketua KPPI, “Keluarga Adalah Muara Bahagia dan Cita-Cita di Dunia Akhirat”




KUNINGAN (KN),- Ketua Kaukus Politik Perempuan Indonesia (KPPI) Kabupaten Kuningan, Saw Tresna Septiani, mengatakan, keluarga adalah muara bahagia dan cita-cita di dunia akhirat.
 
Hal itu diungkapkan kepada kamangkaranews.com, Rabu (9/3/2022) dalam memperingati Hari Perempuan Sedunia setiap 8 Maret.
 
“Peringatan Hari Perempuan Sedunia mengacu kepada semangat keadilan martabat seorang perempuan dan semangat harapan serta semangat kemurnian,” katanya.
 
Menurutnya, Hari Perempuan Sedunia merupakan momentum global prestasi perempuan di bidang sosial, ekonomi, budaya dan politik.     
 
Momentum ini juga mengajak atau menggaungkan untuk terus berupaya memperjuangkan kesetaraan gender.
 
“Saya secara pribadi tentu sama semangatnya seperti itu tapi berbicara di tingkat Kabupaten Kuningan, Provinsi Jabar dan Indonesia, perempuan di parlemen ada wadahnya. KPPI juga berjuang melalui wadahnya memperjuangan kesetaran gender,” kata Ketua Komisi 1 DPRD Kuningan dari Fraksi Partai Golkar itu.
 
Disebutkan, keterwakilan perempuan 30 persen di parlemen belum maksimal. Misalnya di Kabupaten Kuningan baru 12 orang perempuan dan itu pun mendapat penambahan dari PAW, kalau murninya 11 orang.
 
“Kita berharap ke depan di Kabupaten Kuningan mencukupi 30 perempuan bukan hanya mencukupi yang mendaftar saja tetapi yang menjadi anggota legislatif,” kata Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Kabupaten Kuningan tersebut.        
 
Harapannya tentu berawal dari diri sendiri, menghargai sesama perempuan, bahu membahu untuk memperjuangan hal tersebut dan jangan saling menjatuhkan, justru harus saling menguatkan.
 
“Bagiamana mau memperjuangan perempuan kalau kita saling sikut-sikutan dan menjatuhkan tetapi harus ada kebersamaan,” kata Sekretaris Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kabupaten Kuningan.
 
Menyikapi pembahasan Raperda Ketahanan Keluarga merupakan inistiatif anggota DPRD Kuningan, sudah dikaji dan ada Naskah Akademiknya, baru akan diajukan pada 2022 untuk bisa dibahas ke Pansus.
 
Ditanya latar belakang Raperda Ketahanan Keluarga, ia menjelaskan, raperda itu untuk memperkuat keluarga karena berbicara ketahanan keluarga tidak hanya berbicara perempuan tertapi kerja sama antara laki-laki dan perempuan.
 
“Semua harus bekerja sama antara perempuan dan laki-laki, berkontribusi membangun keluarga yang kuat dan baik, sesuai harapan kita yang sifatnya positip,” katanya.
 
Raperda Ketahanan Keluarga berawal dari adanya keprihatinan terhadap anak-anak yang broken home (keluarga tidak lagi utuh karena perceraian atau salah satu orangtua meninggal dunia atau masalah yang tidak terselesaikan dengan baik).
 
Untuk mewujudkan ketahanan keluarga, pemerintah harus bisa memperhatikan anggaran bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk menyelesaikan persoalan anak yang menjadi korban kekerasan maupun ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum) sampai tuntas.
 
Kalau anggarannya tidak ada itu merupakan kelemahan dan semua SKPD harus turut aktif dalam menyelesaikan persoalan anak.
 
“Peringatan Hari Perempuan Sedunia, saya berharap perempuan harus maju tanpa mengesampingkan kodrat kita sebagai perempuan karena keluarga adalah muara bahagia dan cita-cita di dunia akhirat,” pungkas Wakil Ketua 1 PD Pasundan Istri (PASI) Kabupaten Kuningan.
 
Pewarta : deha  
Diberdayakan oleh Blogger.