Wabup Ridho : Kawasan Hijau Jangan Jadi Hutan Pabrik dan Perumahan


KUNINGAN (KN),- Wakil Bupati Kuningan, M. Ridho Suganda, mengatakan, saat ini ada teror bahwa di Kabupaten Kuningan ada perizinan mendirikan pabrik-pabrik padahal Kuningan sebagai kabupaten konservasi.
 
“Sistem perizinan sekarang menggunakan aplikasi, tiba-tiba nanti di kawasan hijau ada pabrik, perumahan maka akan ada hutan perumahan dan hutan pabrik. Ini jangan sampai terjadi,” katanya.
 
Hal itu dikatakan dalam kegiatan penanaman pohon ‘Babarengan Ngarumat Seke Cai’ yang diselenggarakan Gema Jabar Hejo, Bukit Mende, Desa Cipondok, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Minggu (19/12/2021).
 
“Seperti lahan pertanian, saya lebih baik berkelahi dengan orang yang mengusulkan izin daripada mereka mengambil wilayah sawah kita untuk lahan mereka,” kata Ridho yang juga Ketua Koordinator Pengawasan Investasi Kabupaten Kuningan.
 
Menurutnya, lahan sawah berhubungan dengan ketahanan pangan yang kuat, jangan sampai diambil untuk lahan pabrik.
 
“Sesuai data yang ada di Kabupaten Kuningan tercatat 30.000 hektar wilayah hijau,” sebutnya.
 
Masyarakat jangan sampai menjadi saksi, daerah yang awalnya sebagai serapan air kemudian rusak akibat perbuatan orang-orang yang tidak bertangung jawab.
 
Ia mengajak masyarakat berkomitmen bahwa Kabupaten Kuningan sebagai kabupaten konservasi, lebih baik tidak punya uang daripada banyak uang tapi limbahnya ada dimana-mana.
 
“Karena jika limbah itu sudah tersebar, maka anak-anak kita meminum air dari limbah dan itu sangat berbahaya bagi kesehatan,” katanya.
 
Begitu pula mengenai hutan, ia mendengar informasi dari Pemprov Jabar agar Pemda Kuningan menghimbau kepada para kepala desa.
 
‘Saya kira akan dibantu oleh Pemprov Jabar tapi ternyata tidak, artinya anggarannya dari pemerintah desa, berarti DD/ADD dipotong lagi dong, saya harap jangan demo lagi,” katanya.
      
Mengenai program menjaga lingkungan, ia “mencolek” Perhutani karena dirinya sering offroad ke hutan dan melihat orang Perhutani menebang pohon.
 
“Seharusnya warga masyarakat yang menebang, itu masuk akal karena di Cibingbin pernah terjadi longsor akibat penebangan liar, oh bukan liar tapi pohon karena kalau dilakukan oleh Perhutani bukan liar,” katanya.      
 
Dulu Pemkab Kuningan ada program Dinas Kehutanan memanfaatkan wilayah hutan untuk pemberdayaan masyarakat dan ini bisa dijadikan peluang untuk lapangan pekerjaan.
 
Ini ada kaitannya dengan ekonomi masyarakat, jika Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencanangkan Kabupaten Kuningan sebagai kabupaten termiskin, seharusnya membantu memberikan programnya.
 
“Jangan diomongin kita miskin terus, kasih programnya, jadi tolong Perhutani dikomunikasikan ke Gubernur atau Wakil Gubernur Jabar, kalau yang menyampaikan ke Kementerian Kehutanan mungkin masih didengar kalau gubernur yang minta,” katanya.
 
Terkait aturan penebangan pohon, jangan sampai ada warga Kabupaten Kuningan salah menebang pohon kemudian masuk penjara.
 
“Kasihan pak mungkin masyarakat kita tidak memahami wilayah mana yang harus ditebang, pohon mana yang bisa ia tebang dan bisa digunakan, tidak paham dengan data dan sebagainya, yang dia tahu menanam setelah besar ditebang,” katanya.
 
Ia mengajak masyarakat menjaga hutan dan lingkungan hijau agar menjadi lebih baik dan terhindar dari serangan hama babi hutan, meskipun ada komunitas pemburu babi hutan tapi babinya tidak habis-habis.
 
Wabup Ridho pun mengingatkan warga masyarakat, khususnya yang ada di Wilayah Kuningan Timur yang selalu kekurangan air karena daerah aliran air tidak ada pohonnya dan harus dihijaukan kembali.
 
Sekarang sudah ada Bendungan Kuningan yang letaknya di Kuningan Timur yaitu di Cibeureum dan itu sangat penting untuk mengatur irigasi ke pertanian. 
 
“Sebagus apa pun program pertanian tapi kalau airnya tidak ada pohon tak akan tumbuh. Sawah itu harta kita dan ke depan Kabupaten Kuningan menjadi sentra pangan di Jawa Barat,” katanya.
 
Nampak hadir, Kabid Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dinas Kehutanan Jawa Barat, Adji Sumarwan, perwakilan Bank Kuningan, perwakilan Perum Perhutani KPH Kuningan, Camat Cibingbin dan Kades Cipondok.
 
Selain itu pula, Ketua DPD LDII Kuningan, Ketua Senkom Mitra Polri Kuningan dan perwakilan Dinas LH Kuningan.
 
Sedangkan komponen yang ikut yaitu DPD LDII Kuningan, Komunitas Gema Pala, SENKOM Mitra Polri Kuningan, Komunitas Keris Riung Gunung, Komunitas Napak Tilas, Fatayat Nahdlatul Ulama Kuningan, Mapala Timbal.
 
Kemudian, Padepokan Ciptawening, Pagar Nusa Kuningan, Youtube Creator Kuningan,  Gen Hijau SMPN 1 Kuningan, Masyarakat Peduli Lima Januari (Mapelija), Komunitas Gerakan Kita, PWI Kuningan, Forum Karang Taruna Kecamatan Cibingbin dan Komunitas Motor Cross. 

Adapun sponsorship, Setda Pemkab Kuningan, Dinas LH Kuningan, Perhutani KPH Kuningan, Bank Kuningan, PAM Tirta Kamuning Kuningan, Kantor Cabang Dinas Kehutanan Wilayah VIII Jawa Barat, SPTH Dishut Jabar, Senkom Mitra Polri dan DPD LDII Kuningan.
 
Pewarta : deha

Diberdayakan oleh Blogger.