Pertumbuhan Ekonomi Kuningan 2020 Naik Rp15,30 Miliar



KUNINGAN (KN),- Dibandingkan 2019, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto, red) Kabupaten Kuningan pada 2020 mengalami kenaikan Rp15,30 miliar (0,09%) karena tahun 2019 tercatat Rp16.864,15 miliar, sedangkan 2020 Rp16.879,45 miliar.

 

Hal itu berdasarkan informasi yang dihimpun dari Diskominfo Kuningan, sesuai pernyataan Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Kabupaten Kuningan, Aries Susandi, Senin (7/6/2021).

 

“Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha yang sudah bebas dari pengaruh inflasi. Nilai PDRB Kabupaten Kuningan tahun 2019 atas dasar harga konstan 2010, naik Rp15,30 miliar,” sebut Aries.

 

Kabupaten Kuningan, salah satu daerah dari tiga kabupaten/kota di Jawa Barat pada Tahun 2020 (Kuningan, Majalengka dan Banjar) yang tidak terkoreksi pertumbuhan ekonominya, karena masih ada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,09%.

 

Data peningkatan itu berasal dari Badan Pusat Statistik Jawa Barat yang dilaporkan BPS Kabupaten Kuningan, PDRB Kuningan menurut Lapangan Usaha 2016-2020.

 

Ia menjelaskan, Pertumbuhan Ekonomi (PE) merupakan salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah.

 

Sedangkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan (PDRB ADHK) tahun yang bersangkutan terhadap tahun sebelumnya.

 

Laju pertumbuhan PDRB dapat dipandang sebagai peningkatan produktivitas penduduk atau pertambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua lapangan usaha kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama kurun waktu setahun.

 

“Untuk LPE Kabupaten Kuningan hanya sebesar 0,09% dan ada 7 kategori lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif diantaranya informasi dan komunikasi, (24,27%),” sebutnya.

 

Kemudian, pengadaan air (8,85%), pengolahan sampah, limbah dan daur ulang (1,69%), jasa pendidikan (1,45%), pertanian, kehutanan dan  perikanan (0,47%), jasa keuangan dan asuransi (0,34%) dan real estate dan industri pengolahan (0,22%).

 

Sementara 10 kategori perekonomian lainnya mengalami penurunan dari satu hingga 7%. Kategori konstruksi mengalami koreksi LPE yang paling dalam sebesar -7,15% atau mengalami pertumbuhan negatif sebesar 7,15%.

 

Selanjutnya, transportasi dan pergudangan (-1,51%), pengadaan listrik dan gas, dengan (-1,99%), pertambangan dan penggalian (-2,7%), jasa perusahaan (-2,83%), jasa lainnya (-2,83%).

 

Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (-3%), jasa kesehatan dan kegiatan sosial (-3,26%), administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib (-3,79%), penyediaan akomodasi makan dan minum (-3,82%).

 

Nilai PDRB mencerminkan kemampuan potensi sumber daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di suatu daerah. Nilai PDRB Kabupaten Kuningan atas dasar harga berlaku (ADHB) pada tahun 2020 mencapai Rp25.617,84 miliar.

 

Secara nominal, nilai PDRB ini mengalami kenaikan sebesar Rp524,56 miliar dibandingan dengan tahun 2019 yang mencapai Rp25.093,28 miliar. Naiknya nilai PDRB ini dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha dan adanya inflasi.

 

Berdasarkan harga konstan 2010 (ADHK), angka PDRB juga mengalami kenaikan, dari 16.879,45 miliar rupiah pada tahun 2020 naik dari 16.680,53 miliar rupiah pada tahun 2019.

 

“Sehingga pada tahun 2020 Kabupaten Kuningan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 0,09%, tumbuh sedikit cepat dibandingkan tahun sebelumnya,” terangnya.

 

Sementara itu untuk kenaikan PDRB atas harga konstan (tahun dasar 2010) tersebut ia menerangkan, secara absolut didukung oleh kategori pertanian, kehutanan dan perikanan tetapi secara relative presentase didukung oleh kategori informasi dan komunikasi.

 

“Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB ADHK Kabupaten Kuningan pada tahun 2020 dihasilkan oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, yaitu mencapai 21,28%,” paparnya.

 

Secara berturut-turut dicapai oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (15,73%), transportasi dan pergudangan (13,55%), jasa pendidikan (10,92%), konstruksi (8,49%) serta informasi dan komunikasi (6,77%).

 

“Sementara peranan lapangan usaha lainnya masing-masing masih berada pada kisaran angka 5% atau kurang,” jelasnya.

 

deha

Sumber : Diskominfo Kuningan


Diberdayakan oleh Blogger.