Soal Ucapan "Limbah" terhadap Pontren Husnul Khotimah, Ketua DPRD Minta Maaf



KUNINGAN (KN),- Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy didampingi Wakil Ketua Dede Ismail dan Kokom Komariyah, melakukan klarifikasi dan minta maaf tentang diksi kata “limbah” ketika wawancara di media online dan viral di youtube terkait pemberitaan mengenai Pondok Pesantren Husnul Khotimah.      


“Diksi kata "limbah" tersebut ternyata menjadi polemik di masyarakat ketika wartawan menanyakan sikap saya tentang cluster Covid-19 di Pontren Husnul Khotimah yang terus naik,” kata Zul kepada sejumlah wartawan di ruang Banggar, Senin (5/10/2020).

 

Menurutnya, penggunaan kata "limbah" yang ia maksud sebelumnya diawali dengan kalimat “jangan sampai Husnul Khotimah membawa limbah” dengan demikian maksud dan tujuan kalimat tersebut bukan berarti menuduh Pontren Husnul Khotimah membawa limbah.

 

“Dengan diawali kalimat “jangan sampai” maka bukan berarti sebagai tuduhan tapi justru sebaliknya berkonotasi untuk mengingatkan dan kata limbah tersebut secara jujur dipengaruhi oleh kehadiran beberapa orang warga termasuk Ketua BPD mengenai kekhawatiran penyebaran Covid-19 di Desa Manis Kidul,” katanya.

 

Kendati demikian, lanjut Zul, bilamana kata limbah mengganggu kenyamanan berbagai pihak maka ia menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.

 

“Sekali lagi atas pernyataan saya tentang diksi “limbah” yang membuat sebagian masyarakat Kabupaten tidak nyaman, maka dengan kerendahan hati saya menyampaikan permohonan maaf dan semoga keterangan ini dapat mengakhiri polemik,” katanya.

 

Sedangkan pernyataan tentang penutupan sementara dan pemulangan santri adalah tanggungjawab sikap dia karena hingga saat ini informasi yang diterima dari Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Kuningan, penambahan konfirmasi positif Covid-19 di Pontren Husnul Khotimah mencapai 187 orang.

 

“Belum lagi swab di periksa di Bandung belum terkonfirmasi hasilnya, padahal waktu saya diwawancara baru pada angka 46 orang,” sebutnya.

 

Statement tentang penutupan Pontren Husnul Khotimah dan pemulangan santri sebenarnya sudah disampaikan terlebih dahulu oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulul ketika kunjungan ke Pontren Husnul Khotimah bersama Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Kuningan.

 

Hal itu untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dari santri yang sudah terpapar kepada yang belum, apalagi di Husnul Khotimah dan Al Mutazam banyak berinteraksi dengan warga masyarakat sekitar karena para guru dan ustadz banyak yang kost atau bertempat tinggal di lingkungan Manis Kidul, Sembawa dan Sadamantra.

 

“Termasuk aktivitas laundry yang mencuci pakaian para santri,” katanya.

 

deha

 

Diberdayakan oleh Blogger.