Berita Hoax Masih Jadi Ancaman Serius
KUNINGAN
(KN) Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Abdul Jalil Hermawan,
mengatakan, penyebaran berita Hoax atau berita bohong masih menjadi ancaman
serius dan intensitasnya bukannya menyusut malah semakin tinggi.
Hal itu dipaparkan
di depan 30 siswa SMK Auto Matsuda bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian
Masyarakat (PKM) UGJ dalam Sosialisasi Berita Anti Hoax yang dihadiri Kepala SMK
Auto Matsuda, Suharto di aula sekolah setempat, Rabu (19/8/2020).
"Media
Sosial memiliki peranan terbesar dalam penyebaran informasi menyesatkan alias
berita hoax ini. Selanjutnya aplikasi percakapan whatsapp. Porsinya mencapai
lebih dari 80 persen sumber hoax dari medsos dan whatsapp," ujar Jalil
sapaan akrabnya.
Ia mengutip
data yang dikeluarkan oleh Masyarakat Telematika Indonesia tahun 2019. Walaupun
demikian, berita Hoax juga masih ditemukan dalam media-media maisntream
seperti situs berita, televisi, media cetak dan radio.
"Tetapi
porsinya lebih sedikit jika dibandingkan dengan di media sosial dan aplikasi
percakapan," katanya.
Menurutnya, ada
tiga konten atau isu yang paling banyak dibuat berita hoaxnya. Isu sosial
politik, isu SARA dan isu kesehatan.
"Isu
soal sosial politik ini masih didominasi oleh isu-isu fanatisme buta. Dukung
mendukung paska kontestasi pilpres masih belum hilang," ujarnya.
Untuk
menghadapi massifnya berita hoax tersebut, imbuh Jalil, masyarakat harus lebih
berhati-hati saat akan membagikan sebuah informasi. Ciri berita hoax yang mudah
teridentifikasi diantaranya, kontennya kerap menimbulkan kecemasan, fanatisme
buta dan judul provokatif.
"Jika
diawali dengan ujaran provokatif dan diakhiri narasi tolong viralkan,
kemungkinan itu berita hoax," tandasnya.
Tidak hanya
itu, ada fenomena baru dalam berita hoax ini. Tidak hanya berita bohong tetapi
juga brita yang berisi penipuan.
"Biasa
disebut dengan phising. Modusnya dengan mengirimkan link berita atau informasi
apapun. Jika diklik link tersebut maka data-data dari ponsel kita akan tersedot
ke pengirim link," katanya.
Sementara
itu, Kepala SMK Auto Matsuda, Suharto, menyambut baik acara dimaksud. Menurutnya,
dengan sosialisasi tersebut bisa menjadi pembekalan bagi siswa untuk lebih
bijak menggunakan media sosial.
"Pengetahun
bisa membedakan mana berita hoax mana berita yang benar ini sangat penting
dimiliki para siswa. Apalagi nyaris semua siswa menggunakan media sosial. Siswa
harus lebih bisa menggunakan media sosialnya dengan lebih terukur dan
bijak," katanya.
deha
Post a Comment