Jika Tak Ingin Tersesat, Jangan Melilitkan Kain di Leher




Keberadaan Hutan Larangan yang berada diantara jalan penghubung Desa Cibinuang dengan Kelurahan Citangtu, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, tepatnya pertigaan menuju Kampung Bingbin (jalan buntu) dan Pasir Muncang merupakan area hutan yang menyimpan misteri menakutkan.

Meskipun perkembangan teknologi manusia begitu pesat dan terkadang tidak lagi percaya terhadap kehidupan dunia ghoib, namun kenyataannya kejadian di luar nalar manusia masih saja sering terjadi.

Cerita Hutan Larangan berdasarkan informasi dihimpun dari perangkat Desa Cibinuang, Makid Perwata didampingi rekan kerjanya, Aang Nugraha, ketika diwawancara kamangkaranews.com, di kantor desa, Sabtu (4/7/2020).

Ia menuturkan, jika melewati jalan Hutan Larangan, ada pantangan jangan membelitkan atau melilitkan benda sejenis kain di leher maupun menyimpannya di pundak, misalnya handuk, selendang, syal dan lain sebagainya.

Menurut kedua orang tersebut, di kawasan Hutan Larangan pernah beberapa kali ada kejadian mistis yang menghebohkan. Misalnya, ada pengemudi kendaraan truk disasabkeun (disesatkan, red) oleh penghuni ghoib hutan itu.

“Waktu itu ada kendaraan truk terperosok ke dalam semak belukar yang dikelilingi rimbunan pohon bambu, kendaraan itu posisinya berhenti tapi mesinnya tetap hidup, sedangkan ban belakang berputar kencang, sehingga mengundang perhatian masyarakat,” katanya.  

Seketika, masyarakat setempat mendatangi kendaraan itu dan bertanya kepada sang sopir yang sedang memegang kemudi dan wajahnya tetap melihat ke depan serta di lehernya terbelit handuk kecil, seolah-olah tidak menghiraukan sapaan maupun panggilan dari masyarakat yang berkerumun.  

Kemudian ada salah seorang warga mengatakan, kalau kondisi sopir truk sebenarnya tidak sadar dan berkat pertolongan Ustadz yang sengaja diberitahu kemudian diajak ke lokasi tersebut dan Ustadz pun mengambil handuk kecil di pundak sopir yang kebetulan kaca mobilnya terbuka .
   
“Setelah sopir tersadar, ia diajak turun dari kendaraannya, masyarakat menanyakan kenapa ketika dipanggil-panggil tidak menengok ? lalu sang sopir menjawab tidak mendengar suara panggilan karena yang dilihatnya jalan yang lebar, sehingga leluasa memacu kendaraannya,” kata Makid menceritakan kembali ucapan sang sopir.

Kejadian serupa pernah dialami petani warga Cikopo yang memiliki kebun di sekitar Hutan Larangan. Petani itu diantar warga lainnya, kemudian yang mengantarnya disuruh pulang duluan dan sudah sampai ke kampungnya di Cikopo.

Setelah ditunggu sekian lama, petani tersebut tidak kunjung pulang, sedangkan pada saat itu hujan lebat diiringi suara petir begitu menggelegar.

Atas inisiatif warga Cikopo, beramai-ramai mencari petani itu namun tidak bisa ditemukan.

“Anehnya pada waktu tengah malam, orang yang dicari pulang sendirian dan nampak seperti linglung (pikiran tidak sadar, red). Kemudian diterapi kurang lebih tiga hari dan kembali sadar. Petani itu pun menceritakan ketika berada di Hutan Larangan melihat banyak bangunan rumah,” kata Makid. 

Masih kata Makid, hal yang sama dialami pedagang minyak yang membawa dagangannya dipikul dan di pundaknya terdapat handuk kecil. Menurut pengakuan pedagang itu, lokasi disana terlihat banyak rumah besar tapi orang-orangnya tidak ada.

“Begitu pula pernah ada seorang perempuan yang bekerja sebagai penilik sekolah tersesat karena pada saat kendaraan motornya melewati jalan itu, perempuan tersebut mengenakan selendang yang melilit lehernya,” kata Aang menambahkan cerita Makid.

Dijelaskan Makid, nama Hutan Larangan sudah ada sejak dahulu sebelum di kawasan itu terdapat Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Cibinuang.

Pantangan melilitkan kain di pundak atau leher, bukan hanya untuk tamu atau orang dari luar Cibinuang saja tetapi berlaku juga kepada warga setempat.

Kejadian mistis di Hutan Larangan, mau dipercaya atau pun tidak, terserah pribadi masing-masing. Apalagi di zaman modern dengan kemajuan teknologi begitu cepat terkadang manusia menjadi sombong tidak mengakui adanya alam ghoib.

Padahal Allah SWT selain menciptakan alam nyata (dunia) juga alam ghoib. Itu terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an, diantaranya Qur’an Surat Al-Baqarah : 33 berbunyi “Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di langit dan di bumi dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan”.

Atau Qur’an Surat Adz Dzariyat ayat 56, Allah berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa jin bukanlah sekedar mitos atau sesuatu yang diragukan keberadaannya.

Perlu diingat, percaya kepada Kitab Allah (Al-Qur’an) adalah Rukun Iman Ketiga. Jika orang yang mengaku Islam tidak percaya kepada Al-Qur’an berarti perlu dipertanyakan keislamannya.

Al-Qur’an sebagai Kitab Suci Umat Islam dan sumber rujukan utama membahas berbagai hal dalam kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Al-Qur’an juga sarat dengan penjelasan ilmu pengetahuan.

“Salah satu pengetahuan yang diterangkan Al-Qur’an ialah makhluk halus, baik malaikat, jin, hingga setan,” kata Makid menutup pembicaraan.
    
deha--

Diberdayakan oleh Blogger.