Benarkah Jembatan RSUD 45 Minta Tumbal 18 Kepala Manusia ?





BAGI masyarakat Sawahwaru, Lamepayung dan Cangkuang Kelurahan Kuningan, sudah tidak asing lagi dengan keberadaan pembangunan Jembatan RSUD 45.

Panjang jembatan hampir 50 meter dengan lebar 4 meter dibangun di atas jurang sedalam 30 meter menghubungkan bagian belakang rumah sakit menuju Jalan Letnan Puspa Lubis Sawahwaru.

Dengan dibangunnya jembatan itu, diharapkan akan mengurangi kemacetan lalu lintas kendaraan yang sering  terjadi di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan pintu keluar masuk RSUD 45 karena nantinya akan dijadikan jalur keluar dari rumah sakit.

Pembangunan jembatan dikerjakan CV Bebe Dua, dibiayai APBD Kuningan tahun 2018 sebesar Rp. 2 miliar merupakan pekerjaan dudukan jembatan, bukan pembangunan secara keseluruhan dan sudah selesai Bulan Desember 2018.

Namun cerita yang berkembang di masyarakat Sawahwaru, terhentinya pembangunan jembatan karena ada permintaan dari penghuni ghoib jurang berupa tumbal 18 kepala manusia.

“Saya pernah mendengar cerita para pekerja proyek disini, kata mereka berdasarkan penerawangan paranormal bahwa penghuni ghoib jurang meminta wadal (tumbal, red) 18 kepala manusia,” kata Wiwi warga Sawahwaru, Sabtu (6/7/2019).

Menurutnya, baru satu bulan tepi jembatan selesai dikerjakan, bulan berikutnya  pernah amblas, mungkin karena penghuni jurang marah. Namun kerusakan itu sudah diperbaiki.

Terlepas benar tidaknya cerita itu, pantauan media ini ketika berada disana untuk memotret tembok jembatan di pinggir Jalan Letnan Puspa Lubis  pada pukul 17.22 wib, terasa sekali ada aura mistis.

Betapa tidak, dari sebelah kiri jembatan ke arah utara sekitar 10 meter terdapat lobang kecil yang konon dihuni biawak ghoib yang dipimpin sang ratu.

Biawak ghoib tersebut pernah menghebohkan masyarakat. Beberapa tahun lalu, ada warga Awirarangan setelah menangkap satu ekor biawak kemudian dimasak dan dimakan, hanya beberapa jam orang itupun meninggal dunia.

“Biawak yang ditangkap itu adalah salah satu prajurit sang ratu,” kata warga Sawahwaru, Toto Kuro.
        
deha--



Diberdayakan oleh Blogger.