Cegah Diare Pada Anak, Dosen Uniku Dorong Warga Mancagar Lebakwangi Olah Limbah Rumah Tangga Jadi Produk Bernilai Ekonomi
KUNINGAN,- Desa Mancagar, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan, yang berpenduduk 1.595 jiwa, tergolong sebagai wilayah dengan tingkat kepadatan sedang. Kondisi ini menjadi dasar penting dalam merancang intervensi program Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kuningan (PkM Uniku), Senin (1/9/2025).
Dari aspek lingkungan, tercatat diprediksi bahwa setiap rumah tangga di Desa ini menghasilkan limbah organik sebesar 1 hingga 2 kilogram per hari, dengan jumlah rumah tangga yang ada, diperkirakan akumulasi limbah organik harian di tingkat desa mencapai kurang lebih 525 kilogram.
Tingginya volume limbah ini belum diimbangi dengan sistem pengelolaan yang memadai, sehingga menimbulkan potensi pencemaran lingkungan dan risiko kesehatan, khususnya penyakit diare pada anak.
Data dari Puskesmas mencatat sebanyak 36 kasus diare pada anak balita per tahun, atau sekitar 15,6 kasus per 1.000 anak. Salah satu penyebab utamanya adalah pengelolaan limbah rumah tangga yang belum tertangani secara baik.
Maka, kegiatan ini menjadi langkah preventif yang tepat untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Kepala Desa Mancagar yang diwakili Sekretaris Desa, Nana, mengpresiasi sekaligus dukungan penuh terhadap pelaksanaan program ini.
"Pengolahan limbah rumah tangga merupakan solusi strategis dalam pengelolaan limbah serta dapat menekan kasus diare pada anak yang masih tinggi di wilayahnya," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim PkM Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Ragel Trisudarmo, M.Kom, menyampaikan rasa terima kasih atas keterbukaan dan semangat kolaboratif warga Desa Mancagar.
"Antusiasme masyarakat hari ini menunjukan bahwa kami diterima dengan baik. Ini menjadi sinyal positif bagi kami untuk melanjutkan program hingga tuntas dan memberikan dampak nyata, baik dari sisi kesehatan maupun peningkatan nilai ekonomi rumah tangga," katanya.
Masih menurutnya, antusiasme warga Desa Mancagar terlihat begitu tinggi dalam acara peluncuran kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM), yang bertajuk "Pengelolaan Limbah Rumah Tangga sebagai Bentuk Pencegahan Diare pada Anak dan Berdampak terhadap Nilai Ekonomi Masyarakat".
"Kegiatan ini menghadirkan Ibu-ibu PKK, kader kesehatan serta perwakilan dari Pemerintah Desa, bertempat di Aula Balai Desa Mancagar Kecamatan Lebakwangi Kabupaten Kuningan," ujarnya lagi.
Diterangkan, kegiatan PkM ini juga melibatkan kolaborasi lintas disiplin dari berbagai institusi pendidikan, yang menambah kekuatan dalam pelaksanaan program secara komprehensif.
"Ibu Dwi Lestari Anugerahwati, S.ST., M.KM Dosen dari Politeknik KMC Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) turut berperan aktif dalam memberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama dalam konteks pengelolaan limbah rumah tangga yang berkaitan erat dengan faktor risiko kesehatan seperti penyakit diare pada anak," terangnya.
Disisi lain, kehadiran Ibu Nurul Siti Jahidah, M.E Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uniku juga memberikan kontribusi signifikan dalam aspek pemberdayaan ekonomi.
"Mereka membekali warga dengan pelatihan dasar-dasar manajemen usaha, keuangan dan strategi pemasaran produk hasil olahan limbah berbasis digital," katanya.
Ragel menjelaskan, dengan pendekatan ini, masyarakat tidak hanya mampu mengolah limbah menjadi produk yang bernilai, tetapi juga memiliki kapasitas untuk memasarkan produk secara efektif melalui berbagai platform marketplace.
"Secara strategis, program ini selaras dengan kerangka pembangunan nasional yang tercermin dalam ASTA CITA, khususnya pada tiga pilar utama," jelasnya.
Dikatakan Ragel, pilar pertama adalah peningkatan kualitas hidup (Pilar 3) melalui penurunan morbiditas diare anak yang berdampak pada peningkatan produktivitas generasi mendatang.
"Kedua, pilar pembangunan berkelanjutan (Pilar 5) yang diwujudkan melalui penerapan prinsip ekonomi sirkular dalam pengelolaan limbah. Sedangkan, pilar ketiga adalah penguatan ekonomi kerakyatan (Pilar 7) melalui pengembangan usaha mikro berbasis pengolahan limbah," katanya.
Rangkaian kegiatan dalam program PkM ini, masih kata Ragel, dirancang secara komprehensif untuk menjawab persoalan lingkungan sekaligus meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga.
"Kegiatan diawali dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sebagai fondasi dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari risiko penyakit, khususnya diare pada anak," katanya.
Selanjutnya, masyarakat akan dilibatkan dalam workshop praktis mengenai pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi produk ramah lingkungan yang bernilai ekonomi, seperti lilin aromaterapi, sabun padat, dan sabun cair.
"Pelatihan ini diikuti dengan pengolahan limbah sisa makanan melalui metode budidaya maggot (Black Soldier Fly/BSF), yang berkontribusi pada pengurangan limbah organik sekaligus menghasilkan pakan ternak alami (Magot) dan pupuk organik berkualitas (Kasgot)," ujarnya.
Masih kata Ragel, melalui kegiatan PkM ini, masyarakat akan diberikan pelatihan untuk mengelola limbah organik rumah tangga, seperti sisa makanan dan minyak jelantah, menjadi produk-produk bernilai ekonomi, seperti kompos, pupuk cair, sabun cuci, dan lilin aromaterapi.
"Upaya ini tidak hanya diharapkan mampu menurunkan jumlah limbah yang tidak terkelola secara signifikan, tetapi juga mendorong terciptanya peluang usaha baru bagi warga," katanya penuh optimis.
Dikatakan Dosen FKOM itu, untuk tahapan berikutnya mencakup pembuatan kompos padat dan pupuk cair organik, menggunakan bahan-bahan lokal dan teknik fermentasi sederhana yang dapat dengan mudah direplikasi oleh masyarakat.
Produk-produk hasil olahan ini kemudian dikemas secara higienis dan menarik, serta dipasarkan melalui kanal digital seperti media sosial dan platform marketplace, yang dikelola oleh kelompok warga seperti kader PKK dan Karang Taruna.
"Melalui rangkaian kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Mancagar tidak hanya mampu menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, tetapi juga mendapatkan peluang ekonomi baru dari pengelolaan limbah rumah tangga," katanya sambil berharap.
Disamping itu, program ini menjadi langkah nyata menuju masyarakat yang mandiri, peduli lingkungan dan memiliki daya saing ekonomi yang lebih baik.
"Kegiatan ini tidak hanya diarahkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, tetapi juga sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dan inovasi berkelanjutan. Diharapkan seluruh rangkaian kegiatan ini dapat terlaksana dengan partisipasi aktif masyarakat. Sinergi antara edukasi kesehatan dan penguatan ekonomi masyarakat ini diharapkan menciptakan dampak ganda," ucapnya penuh optimis.
Diakhir keterangannya, selain menjadi wadah pengembangan kapasitas warga, kegiatan ini juga memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan desa berkelanjutan berbasis potensi lokal.
"Melalui pendekatan partisipatif dan berorientasi solusi atau kegiatan pengabdian berdampak, sebagai wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam menyelesaikan persoalan lingkungan dan ekonomi. Dengan demikian, program ini menjadi solusi secara terpadu yang menyasar aspek kesehatan lingkungan sekaligus pemberdayaan ekonomi keluarga di masyarakat," pungkasnya. ***
Post a Comment