KH Ahmad Bagdja Sepanjang Hidupnya Mengabdikan Diri di Organisasi NU



KUNINGAN (KN),- Anggota Fraksi PKB DPR RI dari Dapil Jabar 10 (Kuningan, Ciamis, Banjar dan Pangandaran) Yanuar Prihatin, mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia kini sudah berusia satu abad (100 tahun).




Hal itu disampaikan Yanuar pada peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (1344-1444 H) dan Haul KH. Ahmad Bagdja yang dikemas dalam acara Indonesia Berdzikir 2023 di Graha Ahmad Bagdja, Desa Pajawan Kidul, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan, Minggu (5/2/2023) malam.

Dikatakan, Nahdlatul Ulama sejak didirikan merupakan wadah perjuangan untuk menentang penjajahan dan turut berjuang merebut kemerdekaan Indonesia dari kolonial Belanda dan Jepang serta aktif melakukan dakwah untuk menjaga NKRI.

"Kenapa acara peringatan Satu Abad NU disatukan dengan Haul KH. Ahmad Bagdja (13 Maret 1943-6 Februari 2020) karena beliau sepanjang hidupnya banyak mengabdikan diri di organisasi NU," kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu.

Dijelaskan, KH. Ahmad Bagdja, pernah menjadi Pimpinan Ansor  pada tahun 1965 di Kecamatan Salemba, Jakarta Pusat. Kemudian menjadi Ketua Umum PSII tahun 70an. Selanjutnya mengabdikan diri di kepengurusan PBNU bersama KH. Abdurrahman Wahid yang dikenal dengan nama Gus Dur.

"Beliau lahir di Desa Cipetir, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan, dua tahun sebelum Indonesia Merdeka. Beliau adalah anak dari pedagang yang merupakan laskar Hizbullah yaitu tentara yang didirikan oleh para kiyai NU," jelasnya.

Tokoh pejuang laskar Hizbullah di wilayah Lebakwangi waktu itu adalah Embah Mohamad Tohir, anak dari Embah Abdul Hamid yang ikut membabat alas yang sekarang dikenal dengan Cipetir Kecamatan Lebakwangi.

KH. Ahmad Bagdja pada usia 6 tahun sudah di Jakarta tetapi kembali ke Kuningan untuk bersekolah di SD kemudian Pendidikan Guru Agama (PGA) di Cirebon dan mendapat beasiswa di IAIN.

"Beliau wafat tahun 2020 setelah selesai shalat Subuh dilanjutkan  wirid, karena kesehatannya drop, lalu pingsan, akhirnya meninggal dunia, Insya Allah dalam kondisi bersih karena masih punya wudhu," pungkasnya.

Dalam acara tersebut, Ketua Umum PKB, H. Abdul Muhaimin Iskandar, menyampaikan sambutan via zoom dari Jakarta.

Nampak hadir Bupati Kuningan, Acep Purnama, Ketua Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) KH. Ubaidillah, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Kuningan, KH. Aam Aminuddin, Ketua DPC PKB yang juga Wakil Ketua DPRD Kuningan, Ujang Kosasih.

Hadir pula anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Kuningan, para kiyai, ajengan, ustadz, ustadzah, tokoh masyarakat, ibu-ibu majelis taklim serta ratusan warga masyarakat.

Pewarta : deha.

Diberdayakan oleh Blogger.