Pasca Jambore Nasional Koperasi UKM 6,1 Ton Kopi Kuningan Dipesan ke Bandung dan Jakarta


KUNINGAN (KN),- Kepala Dinas Koperasi UKM, Perdagangan dan Perindustrian, Kabupaten Kuningan, U. Kusmana, menyebutkan, pasca Jambore Nasional Koperasi UKM, sebanyak 5 ton kopi dari Kuningan sudah dipesan dan dikirim ke Bandung serta 1,1 ton ke Jakarta.
 
“Dari Kementerian Koperasi UKM juga nyawer Rp7 juta kepada komunitas kopi dan hasilnya ada pembeli-pembeli yang memesan kopi dari Kabupaten Kuningan, mulai Januari besok ada pesanan 5 ton ke Bandung dan 1,1 ton ke Jakarta,” sebutnya.
 
Bahkan Tokopedia memesan hingga Rp20 juta untuk pembelian produk UMKM dan barang-barang itu diupload di online Tokopedia dikenalkan secara nasional.
 
Hal itu merupakan salah satu output dari Jambore Nasional Humas Gerakan Koperasi, Perguruan Tinggi dan UMKM Expo Pesona Kopi Kuningan Menuju Pasar Global di Desa Wisata Sakerta Timur, Kecamatan Darma, beberapa waktu lalu.
 
Disamping untuk meningkatkan produk UMKM, kegiatan tersebut juga memperkenalkan potensi wisata Desa Sakerta Timur, Kecamatan Darma.
 
“Potensi pariwisata di Kabupaten Kuningan masih banyak yang perlu diperkenalkan, selain yang sudah ada seperti Cibulan, Linggajati dan Desa Cibuntu,” kata U. Kusmana kepada kamangkaranews.com di BJB, Minggu (26/12/2021).
 
Kemudian, tujuan kedua adalah Kuningan bisa menyelenggarakan kegiatan secara nasional dan kebetulan berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM RI.
 
Disebutkan, peserta jambore itu diikuti 50 pengurus koperasi se-Indonesia, 15 perguruan tinggi termasuk dari Kuningan yaitu Universitas Kuningan (Uniku) dan 20 komunitas UMKM serta 30 komunitas kopi.
 
“Kegiatan itu kita manfaatkan untuk memperkenalkan produk UMKM dari Kabupaten Kuningan karena acara ini secara nasional sehingga menuju pasar global sudah siap,” katanya.
 
Lebih lanjut dikatakan, kegiatan itu tidak sebatas seremonial tetapi mengacu kepada konsep Pentahelix atau multipihak karena pengembangan UMKM bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja.
 
“Ini tanggung jawab kita semua ada unsur pemerintah, akademisi, badan usaha atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan media massa. 
Kemarin, ada kerja sama pendampingan pemberdayaan UMKM dari hulu hingga ke hilir,” katanya.
  
Pertama dengan Universitas Prasetiya Mulia, Jakarta yang memang sudah berjalan. Kemudian menjajagi kerja sama dengan dua perguruan tinggi di Kuningan yaitu Uniku dan Unisa.
 
Para mahasiswanya akan mendampingi dari hulu hingga ke hilir, mengedukasi para pelaku UMKM untuk peningkatan kapasitas produknya, SDMnya, kualitas kemasan, pengelolaan keuangan dan pemasarannya.
 
“Kita juga menghadirkan komponen steakholder yang sudah bekerja sama, seperti paguyuban pariwisata karena konsepnya di sana ada pariwisata di sana harus ada UMKM,” katanya.
 
Misalnya Paguyuban Pariwisata Dewiku sudah sepakat akan siap sinergis dan menyiapkan gallery atau gerai di setiap obyek wisata.
 
Nanti ada MoU Bupati Kuningan dengan PP Dewiku. Kemudian secara teknis oleh Diskopdagperin dengan PP Dewiku dan dilanjutkan dengan para pelaku UMKM untuk mengisi gallery / gerai di setiap obyek wisata.
 
Selain itu pula, kerja sama dengan agen travel, wedding organization dan toko modern  untuk pengembangan UMKM.     
 
“Kalau sebelumnya hanya dalam bentuk Surat Edaran Bupati Kuningan bahwa toko modern harus merangkul UMKM tapi sekarang sudah ada MoU dan Perjanjian Kerja Sama,” katanya.
 
Semua itu merupakan upaya Pemda Kuningan yang secara teknis dilaksanakan Diskopdagperin untuk meningkatkan dan mengembangkan UMKM.
 
“Mudah-mudahan UMKM naik kelas karena moto kami adalah Koperasi Keren UMKM Laku Ekonomi Laju Kuningan Maju,” pungkasnya.
 
Pewarta : deha

Diberdayakan oleh Blogger.