Konflik Horizontal Berdampak Disintegrasi Bangsa



JAKARTA (KN),- Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila, Bambang Soesatyo, mengatakan, SAPMA Pemuda Pancasila harus menyadari kondisi masyarakat yang multikultur memiliki suatu kelemahan, yaitu rentan terhadap konflik horizontal yang mengakibatkan disintegrasi bangsa.

Hal itu dikatakan dalam siaran persnya, ketika membuka Musyawarah Nasional Ke-2 Pengurus Pusat Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila, di Jakarta, Jumat malam (25/08/19).

Yang dimaksud dengan konflik horizontal adalah konflik antar kelompok atau masyarakat yang didasari atas adanya perbedaan identitas seperti suku, etnis, ras dan agama.

“Konflik horizontal yang bersifat massal biasanya diawali dengan adanya potensi konflik yang kemudian berkembang dan memanas menjadi ketegangan, sampai akhirnya pecah menjadi konflik fisik," katanya.

Legislator Dapil VII Jawa Tengah meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ini menambahkan, ketika suatu bangsa memiliki kesadaran bernegara, hal tersebut akan mendukung terbentuknya negara yang kuat dan berdaulat.

“Akan tetapi, patriotisme yang ditunjukkan oleh warga negara perlu disalurkan melalui cara-cara yang positif,” tutur Bendahara Umum DPP Partai Golkar 2014-2016.

Dibutuhkan kanalisasi yang baik agar semangat juang bangsa Indonesia dapat diarahkan untuk tujuan yang mulia dan jangan sampai semangat patriotisme warga negara disalurkan melalui gerakan, tindakan atau kelompok-kelompok dengan melakukan tindakan vandalisme.

Kader SAPMA Pemuda Pancasila, apapun latar belakangnya harus ikut ambil bagian dalam melakukan pendidikan kesadaran bela negara minimal dari lingkungan terdekatnya terlebih dahulu, terutama keluarga.

“Tanamkanlah kesadaran ber-Pancasila secara terus menerus dalam diri setiap individu, dengan segenap kemampuan atau kesanggupan yang ada pada diri masing-masing," pungkas Bamsoet.

deha--


Diberdayakan oleh Blogger.