KUNINGAN (KN),- Kunjungan Dewan Juri Indonesian Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019 ke Desa Wisata Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, be...
KUNINGAN (KN),- Kunjungan Dewan Juri Indonesian
Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019 ke Desa Wisata Cibuntu, Kecamatan
Pasawahan, beberapa waktu lalu, merupakan agenda penilaian desa wisata
berkelanjutan yang digagas mantan menteri lingkungan hidup dan menteri
pariwisata.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan, Jaka Chaerul, ketika wawancara khusus di ruang kerjanya, Sabtu (17/8/2019).
“Bagi desa-desa dalam pengembangan peningkatan
pariwisata, harus mempunyai empat faktor,” katanya.
Disebutkan, empat faktor tersebut yaitu harus
berkelanjutan, memperhatikan lingkungan, budaya dan produktifitas
ekonomi di sekitarnya.
Ia menjelaskan, Cibuntu sebagai desa wisata,
diciptakan dan tercipta tidak asal-asalan. Bahkan tahun kemarin mendapatkan
penghargaan yaitu desa wisata yang berperan dan maju karena pemberdayaan
masyarakat.
Terbentuknya Desa Cibuntu sebagai desa wisata
adalah keinginan kepala desa yang mendapat dukungan dari masyarakat, tokoh
masyarakat dan BPD.
“Kepala Desa Cibuntu awalnya hidup di perantauan
karena ada permintaan dari masyarakat, kemudian pada tahun 2012 dia kembali ke
desanya dan membangun cibuntu sebagai desa wisata,” katanya.
Desa Wisata Cibuntu pernah meraih penghargaan
dan predikat kelima di tingkat ASEAN dan posisi pertama dalam pemberdayaan masyarakat.
Pengembangan pariwisata harus mampu meningkatkan
ekonomi masyarakat, mengurangi pengangguran, meminimalisir urbanisasi ke kota-kota
besar dan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Bukan hanya itu, transparansi Kades Cibuntu sangat
bagus, terutama dalam pengelolaan dan penggunaan anggaran.
Begitu pula pelaksanaan program kerja bisa
dipertanggungjawabkan, akuntabel dan akseptabel, berdasarkan usulan dari bawah
seperti hasil musyawarah dusun (musdus).
“Kemudian dibahas sesuai skala prioritas dan
ditetapkan serta dijadikan keputusan kepala desa bersama BPD,” katanya.
Bahkan kunjungan ISTA 2019 ketika berada di
Desa Cibuntu, menurut mereka baru kali ini menemukan desa wisata yang tidak
istimewa secara glamour tapi informasi yang mereka terima tentang Desa Wisata
Cibuntu dapat dibuktikan.
“Pembuktian secara administrasi dan fisik,”
katanya.
Termasuk ketika mewawancari pemilik home stay
disana, mereka mengaku merasa senang karena diterima dengan ramah, meskipun
fasilitas yang disediakan cukup sederhana jauh berbeda dibandingkan hotel.
Dengan adanya kunjungan Dewan Juri Indonesian
Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019 diharapkan Desa Wisata Cibuntu akan terus
mengalami peningkatan grade.
“Kalau istilah di sekolah dari kelas satu
naik ke kelas dua dan seterusnya,” katanya.
ISTA ingin meningkatkan satu komoditas desa
wisata secara berkelanjutan, misalnya perlu dikembangkan wisata pendidikannya
atau wisata agamanya yang lebih difokuskan untuk kepentingan masyarakatnya.
Disporapar Kabupaten Kuningan sebagai
fasilitator bekerja siang malam, memberikan informasi yang meyakinkan, sehingga
pada tahun 2020 Pemprov Jabar dalam APBD TA 2020 akan menganggarkan bantuan untuk
Desa Wisata Cibuntu.
deha--