Pembangunan KRK, Integrasi Wisata dan Konservasi




KUNINGAN (KN).- Pembangunan Kebun Raya Kuningan (KRK) di Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan mengacu kepada pengembangan wisata dan konservasi terintegral. Jarak tempuh KRK dari ibu kota Kabupaten Kuningan relatif dekat, yakni sekitar 39,8 km.

Secara administratif lahan berbukit seluas 146 hektare dan berada di ketinggian 490 - 870 dpl berbatasan dengan pemukiman masyarakat serta alur air di sebelah utara dan timur. Sebelah selatan dengan Taman Nasional Gunung Ciremai atau TNGC. Sedangkan bagian barat dibatasi Sungai Cipari Kabupaten Majalengka.

“Sebelumnya kami mempercepat pembangunan berbagai fasilitas obyek wisata untuk melayani para pengunjung atau wisatawan  agar mereka merasa betah, nyaman dan selalu ingin kembali berkunjung kesini,” kata Kadis Perumahan, Pemukiman dan Pertanahan (DPRPP) Kabupaten Kuningan, HM Ridwan Setiawan, Senin (3/12/2018).

Perencanaan pembangunan KRK sebagai perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan tumbuhan, utamanya asal Jawa dan lokal setempat. Selain itu pula, berlandaskan kepada keunggulan komparatif kawasan yang memiliki akses dan berdampingan dengan TNGC yang memilki kekayaan keanekaragaman hayati tinggi.

KRK dikemas untuk rekreasi dan wisata berwawasan lingkungan. Terdapat ruang pengembangan, yaitu penyelenggaraan konservasi tumbuhan melalui koleksi tumbuhan lokal yang terdapat di TNGC. Pengembangan pusat penelitian tumbuhan Indonesia, khususnya Jawa. Penyediaan ruang untuk rekreasi dan pariwisata yang dilandasi konsep ecotourism.

Sesuai dengan potensi dan daya dukung kawasan, keadaan sosial budaya dan ekonomi, maka pola pemanfaatan diantaranya gerbang utama, loket, tempat parkir, pusat informasi, plaza, toilet umum, pos jaga dan shelters.

Berbagai fasilitas disediakan, yaitu area pendidikan lingkungan dan rekreasi yang menyediakan ruang, seperti pusat interpretasi dan pendidikan lingkungan serta fasilitas permainan alam terbuka. Kemudian, kafetaria, MCK, ruang informasi dan resort sebanyak 10 unit serta mesjid.

Pembangunan kantor pengelola KRK dan aula yang bisa digunakan sebagai tempat pertemuan maupun pelatihan dibiayai oleh Kementerian PUPR RI dan rekanannya pun dari pusat. Pemkab Kuningan hanya menyiapkan tempat.

Menurutnya, KRK mulai dibangun oleh Bupati Kuningan sebelumnya, yaitu H Aang Hamid Suganda sebagai tempat untuk pusat penelitian tumbuhan. Hal ini tidak terlepas dari kerjasama LIPI dengan Pemkab Kuningan.

“KRK akan menjadi daya tarik bagi wisatawan diharapkan dapat mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kuningan sebagai kabupaten konservasi dengan keindahan alamnya akan menjadi ikon program pelestarian alam nasional,” katanya.

Hanya saja, perlu ada pelebaran jalan menuju KRK dan akan dibuat jalan baru dari Desa Pasawahan karena selama ini jalan lama dinilai sempit, apalagi banyak terdapat pemukiman penduduk. (deha)


Diberdayakan oleh Blogger.