Desa Ciberung Pelopor Pompa Air Tenaga Surya
KUNINGAN (KN).- Desa Ciberung, Kecamatan
Salajambe, menjadi pelopor pembangunan pompa air bertenaga surya untuk memenuhi
kebutuhan air bersih bagi warganya.
“Karena sumber mata air di beberapa bukit di
Desa Ciberung relatif tidak ada sehingga warga masyarakat kesulitan mendapatkan
air bersih untuk keperluan rumah tangga,” kata Kades Ciberung, Wahyu Amperawan,
Kamis (29/11/2018).
Air berasal dari sumur buatan yang berjarak
15 meter, berdiameter 80 cm dengan kedalaman 7 meter dan debit air 2,5
meterkubik berada di tepi Sungai Cijolang, Dusun Patismaya, dialirkan dan
disimpan di bak penampungan berukuran 3 x 2,5 meter, tinggi 2,5 meter.
Ketinggian permukaan air dari sumur ke bak penampungan air bersih atau reservoir
sekitar 45 meter.
Disebutkan, hingga saat ini baru 120 rumah
yang terlayani dari jumlah penduduk 2500 dan 770 KK. Mereka dipungut Rp. 1000
setiap per meterkubik dan abodemen Rp. 5000 per bulannya. Untuk tiga bulan
pertama air tersebut digratiskan.
Kendala yang dihadapi adalah ketinggian rumah
warga lebih tinggi dari bak penampungan. Air mengalir berdasarkan gravitasi.
Solusinya ada dua pilihan, bak penampungan air dibangun lebih tinggi atau
merubah jalur pipa air. Ia berharap warga yang belum terlayani agar bersabar
karena pembangunan instalasi air memerlukan proses dan biaya anggaran.
“Pembelian pompa air tenaga surya dengan
jumlah solar cell 39 dan berkapasitas 7000 watt bersumber dari APBD murni
Pemprov Jabar tahun anggaran 2015 sebesar Rp 295 juta. Pengadaan dan
pemasangannya dilakukan oleh rekanan dari Jakarta,” katanya.
Sedangkan pembangunan infrastruktur
dikerjakan rekanan di Kabupaten Kuningan bersama tim. Karena pertimbangan
teknis, solar cell perlu ditambah 31 maka jumlahnya mencapai 70 keping.
“Anggaran pembelian 31 solar cell itu berasal
dari APBDes tahun anggaran 2016,” katanya.
Pompa air itu dirintis tahun 2014 dan
terrealisasi tahun 2015. Wahyu pernah mengajukan ke Pemkab Kuningan agar dianggarkan dari APBD
tapi tidak direalisasikan karena keterbatasan anggaran. Tanpa putus asa,
kemudian mengajukan ke Pemprov Jabar.
“Alhamdulillah sekarang warga kami dapat
menikmati kebutuhan air bersih,” katanya.
Terkait kesehatan mengkonsumsi air dari sumur
yang lokasinya tidak jauh dari sungai, air sumur itu sudah diperiksa Labkesda
Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan. Air sumur tersebut telah memenuhi unsur
higienis dan layak minum serta sudah menerima sertifikat sehat.
“Program pompa air tenaga surya ternyata dicontoh
desa lainnya, Misalnya Desa Cantilan Salajambe, pada tahun 2017 sudah mulai
membangun pompa ini. Begitu juga Desa Cileuya, Kecamatan Luragung,” katanya. (deha)
Post a Comment