Menelusuri Transparansi Anggaran Covid-19 Terus Berlanjut, ANARKIS Datangi Dinkes Kuningan




KUNINGAN (KN) Puluhan wartawan media cetak, elektronik dan media online yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Kuningan Bersatu (ANARKIS) melanjutkan audensi kepada SKPD yang ada hubungan dengan Penanganan Percepatan Covid-19 Kabupaten Kuningan untuk meminta transparansi penggunaan anggaran Covid-19.

“Hari ini kita mendatangi Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan,” kata Koordinator ANARKIS yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kuningan, Iyan Irwandi, Selasa (16/6/2020).

Dikatakan, dalam pertemuan itu hadir pula Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)’45 Kuningan dan Rumah Sakit Umum (RSU) Linggarjati pun sama-sama mengelola anggaran dana Covid-19 cukup besar sesuai dengan yang disampaikan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Asep Taufik Rohman.  

“Alhamdulillah, audensi kali ini cukup hangat karena kawan-kawan ANARKIS tidak hanya meminta keterbukaan anggaran Covid-19 ke Ibu Kadinkes, Hj. Susi Lusiyanti saja. Tetapi juga Pak Direktur RSUD’45, Deki Saifullah dan Pak Direktur RSU Linggarjati, H. Edi Martono,” katanya.

Dalam audensi tersebut, dibahas berbagai hal yang penting diketahui masyarakat umum. Seperti, pembelian dan efektifitas rumah sakit darurat khusus penanganan pasien terpapar virus Corona yang dulunya adalah eks Rumah Sakit Bersalin Citra Ibu.

Kemudian, masih adanya pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang mencari donatur untuk pembelian APD, penggalangan dana oleh Ikatan Dokter Indonesia, vitamin bagi tenaga medis dan pasien, keterbukaan bantuan APD dan pendistribusiannya.

“Setiap hasil audensi baik dengan pemerintah daerah, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Dinkes, RSUD’45 Kuningan, RSU Linggarjati maupun dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya bakal dikaji sekaligus disimpulkan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya demi transparansi,” tandasnya.

Baca juga : http://www.kamangkaranews.com/2020/06/anarkis-gelar-aksi-lanjutan-datangi.html

Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Kuningan, Hj. Susi Lusiyanti, menyebutkan, anggaran yang Rp 3 Miliar, pertama Rp1 miliar untuk pemenuhan APD, hazmat, thermagan, disinfektan, sanitazer, vitamin, transport terdiri dari transport penyemprot, transport piket ke posko, transport ke crisis center dan tim monitoring serta pembelian spanduk sebagai media keluar masuk PSBB.

“Rp3 Miliar untuk insentif tenaga medis ternyata ada peraturan baru tidak dikeluarkan dari BTT tapi dari Kemenkes RI dan kenapa anggaran itu sudah dicantumkan tapi tidak kita ambil karena nanti terjadi duplikasi anggaran,” katanya.

Ia pun menjelaskan Pemda Kuningan membeli rumah sakit eks Citra Ibu, hal itu sesuai persyaratan secara medis serta kelayakan pelayanan perawatan pasien dan kenapa anggarannya ada di Dinas Kesehatan karena menurut BPKAD merupakan anggaran BTT.

“Anggaran itu harus ada di SKPD sedangkan rumah sakit 45 itu adalah BLUD tidak bisa membelinya. Ada anggaran perbaikan sekitar Rp 2 Miliar kita berikan kepada Dinas PUPR yang menata rumah sakit eks Citra Ibu, artinya dari Rp9,75 Miliar itu, 7,5 untuk pembelian rumah sakit dan Rp 2 Miliar penataan,” sebutnya.

Susi menerangkan, PDP meninggal tidak dicantumkan dalam laporan tapi meninggal setelah dilakukan Swab atau PCR yang ternyata positip aktif. 

Rapid Test untuk epidemologi kepentingan pemetaan pandemi Covid-19, artinya Rapid Test tetap efektif. Misalnya di Kuningan ada 100 Rapid Test Positip, setelah itu dilakukan Swab atau PCR untuk diagnosa untuk mengetahui berapa orang yang benar-benar terkonfirmasi positif Corona.

Dinkes Kuningan sudah melakukan 2992 Rapid Test dengan hasil reaktif 37 orang, invalid 2 orang. Sebenarnya yang disebar 3000 tapi yang 8 datanya belum masuk. 300 alat Rapid Test masih ada di puskesmas tapi belum ada data jadi belum dipakai dan Dinkes Kuningan sudah melakukan Swab tes 235 dan hasilnya 14 orang positip, satu invalid.

"Rapid Test pertama di pasar-pasar kepada 600 orang, hasilnya negatif dan nanti kita akan melaksanakan Rapid Test masal lebih banyak lagi mulai Kamis besok hingga 10 hari ke depan sebanyak 1000 Swab di 10 lokasi," katanya.

Disebutkan kesepuluh lokasi itu yaitu, Kamis Kecamatan Kuningan, Kramatmulya, Lebakwangi, Jumat Darma, Cilimus, Cigugur, Sabtu Pancalang, Luragung, Ciawi, Minggu Cibingbin, Cidahu, Ciwaru, Senin Japara, Salajambe, Kadugede. 

Kemudian, Selasa Karangkancana, Cibeureum, Kalimanggis, Nusaherang, Rabu Cigandamekar, Jalaksana, Hantara, Garawangi, Kamis Cilebak, Sindangagung, Subang, Maleber, Jumat Ciniru, Cimahi, Cipicung, Pasawahan dan Sabtu Labkesda Kuningan.

"Di Labkesda Swab kepada SKPD-SKPD dan posko yang berhubungan langsung dengan masyarakat," katanya.

Bukan hanya itu, mulai minggu depan sesuai informasi dari provinsi di setiap kecamatan akan dilakukan Rapid Test target 100 hingga 200 per kecamatan, dengan menggunakan Puskesling.

"Dengan adanya Rapid test dan Swab masal maka akan diketahui jumlah positip aktif Covid-19 untuk menjadi acuan apakah Kuningan statusnya zona hijau, biru dan merah, mudah-mudahan tidak merah," katanya.    

Penjelasan penggunaan anggaran disampaikan juga oleh Direktur RSUD’45, Deki Saifullah dan Direktur RSU Linggarjati, H. Edi Martono.

deha

Diberdayakan oleh Blogger.