SW #6 PWI, Yanuar Prihatin : Sukses untuk Diri Sendiri Jangan Diukur dari Sukses Orang Lain


KUNINGAN (KN),- Motivator Cahaya Sekolah Kehidupan (CSK) yang juga mantan wartawan sekarang anggota DPR RI Fraksi PKB, Yanuar Prihatin, mengatakan, meraih sukses untuk diri sendiri sebagai wartawan jangan diukur dari kesuksesan orang lain karena dunianya memang berbeda.




Hal itu dikatakan Yanuar kepada sejumlah anggota dan pengurus PWI Kabupaten Kuningan ketika Sharing Wawasan (SW) keenam bertema "Tips Menjadi Wartawan Sukses Dunia dan Akhirat", dalam rangkaian kegiatan Konferensi PWI 2023 yang direncanakan di Ballroom Edelweis Sangkanpark, 14 Desember 2023.


"Yakinlah bahwa ketika profesi kita ditekuni dengan sungguh-sungguh ikhlas percaya diri di sana lah dunia kita bisa tumbuh," kata Yanuar di Graha Ahmad Bagdja, Desa Pajawankidul, Kecamatan Lebakwangi, Sabtu (2/12/2023).


Orang yang disebut sukses itu jangan berpikir menjadi pejabat atau orang kaya tapi yang namanya sukses yaitu telah mampu mengatasi hal-hal penting dalam hidupnya menurut ukurannya. 


Disebutkan, untuk meraih kesuksesan di bidang jurnalistik ada empat yang mendasar. Pertama, sering membaca. Kedua, perbanyak menulis. Ketiga, pahami penggunaan tata bahasa yang baik dalam berkomunikasi. Keempat berorganisasi.


Menurutnya, ikatan profesionalitas antara jurnalis dengan anggota DPR RI secara sosial punya fungsi dan tugas yang relatif berhubungan yaitu kontrol sosial.


Jurnalis selain menyampaikan informasi berita kepada publik juga mempunyai fungsi mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat. Fungsi ini harus mulai dibangun oleh jurnalis untuk mengimbangi satu fungsi destruktif yang juga ada.


Fungsi destruktif itu ada juga di kalangan jurnalis-jurnalis tertentu. Misalnya mengadu domba, menyebarkan permusuhan, kebencian, bahkan melakukan hal-hal yang menurut adat ketimuran atau adat sosial kurang pas.


Ketika jurmalis melakukan pencerahan pencerdasan untuk publik, pada akhirnya publik mulai menyadari bahwa mereka sesungguhnya bisa hidup jauh lebih baik, lebih nyaman dan mungkin jauh lebih sukses.


"Kalau saya ini mungkin enggak bisa real time tapi jurnalis punya kelebihan dia punya jejaring dan media massa untuk menumbuhkan optimisme masyarakat," kata Wakil Ketua Komisi II itu.


Maksud pencerahan pencerdesan misalnya ada warga mengalami  pengangguran atau soal kemiskinan. Kalau sudut pandangnya struktural akan menyangkut kebijakan pemerintah dan seterusnya yang disalahkan karena dianggap tidak mampu menyediakan kebutuhan dasar warga masyarakat.


Tugas pemerintah itu mensejahterakan masyarakat tapi sudut pandang lain ada. Bahwa pengangguran dan kemiskinan yang besar itu juga ekspresi dari sebuah budaya yang berkembang di masyarakat. 


Ia menceritakan pengalamannya keliling Indonesia ke banyak tempat. Kesejahteraan masyarakat lambat naiknya karena spirit di dalamnya juga rapuh. Misalnya, pemerintah membuka peluang untuk sesuatu program tapi tetap saja program itu akhirnya hanya bersifat kasuistik, tidak bergulir dan tidak tumbuh dalam rangka proses pengembangan ke depannya.


"Budaya itu kan mindset berkaitan dengan sikap dalam menghadapi urusan hidup. Nah sekarang apa hubungannya dengan jurnalis? cobalah tulis kisah orang sukses yang awalnya hidup menderita agar bisa menjadi contoh bagi orang lain," katanya.


Yanuar berpesan kepada organisasi PWI Kuningan agar melakukan regenerasi wartawan, melatih anak-anak muda di bidang jurnalistik secara berkala dan berkesinambungan.


Ia mengaku sangat bangga dan senang jika PWI Kuningan itu menjadi motor terbaik menggerakkan dunia menulis dan  jurnalistik, mengembang dunia teknologi informasi di Kuningan khususnya anak-anak muda karena mereka nanti akan membangun Kuningan ke depan.


"Selamat berkonferensi semoga PWI Kuningan tetap eksis, menjadi organisasi profesi yang lebih maju serta memberikan manfaat bagi masyarakat Kabupaten Kuningan," kata Yanuar kepada kamangkaranews.com.


Pewarta : deha.

Diberdayakan oleh Blogger.