Seni Pencak Silat Surangga Panglipur, Berprestasi Tingkat Internasional



KUNINGAN (KN),- Ketua Himpunan Pencak Silat (PS) Panglipur Cabang Kuningan, yang berpusat di Garut, Ujang Haerudin, mengatakan, pencak silat ini sudah ada di berbagai kabupaten kota se-Indonesia, bahkan Internasional.

 

“PS Panglipur berdiri di Kuningan sebelum tahun 2000 yang dibawa Bapak Zaenal Abidin kelahiran Desa Mekarwangi, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan,” kata Ujang kepada kamangkaranews.com, di Kopi Hawu Kuningan, Kamis (1/4/2021).

 

Dijelaskan, di Kabupaten Kuningan agar pencak silat ini terpusat di satu titik atau satu payung maka diberi nama Surangga Panglipur, mengambil dari sejarah Surangga Jaya dan Surangga Dwipa.

 

Disebutkan, murid PS Surangga Panglipur yang sudah terdata tersebar di 13 desa, rata-rata satu desa atau satuan latihan (satlat) minimal 20 hingga 100 murid.

 

Dari mulai Kuningan Timur terdiri dari Desa Cikesik, Cidahu, Kertawinangun, Cihideung, Panyosogan, Nanggela, Luragung, Mekarwangi, Lebakwangi dan Galaherang. Kemudian di barat, Desa Sindangsari, Garawangi, Kadugede, Darma dan Cigugur.




“PS Panglipur merupakan gabungan dari 5 aliran silat, makanya dinamakan himpunan, karena kita mengadopsi gerakan dari 5 aliran yaitu Cimande, Cikalong, Sera, Betawi dan Sabandar,” sebutnya.

 

Prestasi yang sudah diraih sejak ia menjadi ketua tahun 2018 diantaranya Kejuaraan Tematik Wilayah III Cirebon meraih dua piala.

 

“PS Panglipur lebih menitikberatkan kepada seni pencak silat, ada ngibing, kolosal dan sebagainya,” katanya.

 

Prestasi lainnya, Pencak Silat Open Tingkat Nasional 2019  di GOR Kota Bekasi, ia membawa 14 atlet menyabet 11 medali emas dan tiga perak.

 

Beberapa bulan kemudian, mewakili Panglipur Indonesia mengikuti Word Pencak Silat Festival, penyelenggaranya adalah Letjen TNI Prabowo Subianto di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), berhasil meraih medali emas dan perunggu.

 

“Waktu itu menjadi koreografi pencak silat terbaik yang ditampilkan hanya ganda atau demontrasi,” katanya.

 

Selain itu, imbuhnya, masih banyak prestasi karena sering mengikuti event-event open, meskipun di Kabupaten Kuningan diakui saingannya lumayan ketat karena paguron yang lain semuanya pintar.

 

“Tapi di luar Kabupaten Kuningan kita memicu keberanian dulu diadu dengan atlet di luar kota, nanti setelah matang baru di Kuningan, Alhamdulillah kemarin terbukti ikut YKO Yamsik Cup di GOR Ewangga, atlet Surangga Panglipur dari Ciwaru meraih juara satu kriteria Fight,” katanya.

 

Menurutnya, PS Surangga Panglipur sekarang sudah lengkap, ada seninya, gandanya, fightnya, koreonya, tematiknya, bahkan dua tahun yang lalu pernah diundang tampil di acara rekor MURI di Keraton Cirebon.

 

Ia mengakui, perhatian dari Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Kabupaten Kuningan sangat baik dan sudah menerbitkan SK Surangga Panglipur Kuningan bergabung di IPSI.

 

Pada kesempatan itu, ia berharap Pemkab Kuningan memperhatikan potensi yang ada di Surangga Panglipur karena selama ini merasa kurang diperhatikan.

 

“Apakah Pemkab Kuningan tidak punya anggaran atau kami tidak punya orang yang bisa akses langsung ke pemerintah,” katanya.

 

Sarana prasarana alat nayaga di Suranggga Panglipur sangat terbatas bisa berdampak kepada semangat berlatih atlet seni pencak silat, padahal prestasi atlet membawa nama harum Kabupaten Kuningan di kancah Jawa Barat, Nasional maupun Internasional.

 

Sebaiknya Pemkab Kuningan memberikan perhatian dalam upaya melestarikan seni pencak silat agar tidak punah, terutama generasi muda yang akan datang jangan sampai tidak tahu kalau di Kabupaten Kuningan ada seni pencak silat yang sarat prestasi.

 

“Pernah suatu waktu setelah saya pulang dari Kota Bekasi sudah membuat jadwal bertemu Bupati Kuningan dijanjikan pukul 18.00 – 19.00 wib membawa atlet untuk menyerahkan satu medali emas agar di simpan di pendopo,” katanya.

 

Namun, ditunggu hingga pukul 12.00 atau 00.00 wib belum datang katanya masih dalam perjalanan dari luar kota. Saat itu, para atlet yang diantar orang tuanya semula merasa bangga ingin bertemu Bupati Kuningan, akhirnya pulang.

 

deha


Diberdayakan oleh Blogger.