Masjid Ar-Romli Desa Kadugede Tertua di Kuningan


KUNINGAN (KN),- Penyebaran Agama Islam di Kuningan, Jawa Barat, tidak terlepas dari figur Syekh Syarif Hidayatullah dari Kesultanan Cirebon yang datang ke daerah Luragung masuk melalui wilayah Cirebon Selatan tahun 1481 masehi.

Pesatnya perkembangan Agama Islam di Kuningan terlihat banyaknya dibangun tempat ibadah, diantaranya Masjid Ar-Romli di Desa Kadugede, Kecamatan Kadugede yang merupakan masjid tertua di Kabupaten Kuningan.

Masjid yang lebih dikenal dengan nama Masjid Kasepuhan ini dibangun pada awal tahun 1900-an dan ada kaitannya dengan Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, terletak di RT25 RW12 Dusun Puhun, Desa Kad
ugede.

Menurut KH Engkos Kosasih, cucu dari KH. Romli yang merupakan pendiri Pesantren Ar-Romli, mengatakan, bila mengacu keberadaan pesantren yang dibangun oleh kakeknya yang tercatat di Kementerian Agama yaitu sekitar tahun 1940-an.

"Namun sebenarnya masjid ini dibangun pada tahun 1908, sesuai dengan lahirnya ayah saya KH Mama Jubaedi yaitu anak dari Abah Romli dan Masjid Ar-Romli pernah beberapa kali direnovasi,” katanya, Selasa (12/4/2022).  

Dekorasi di dalam masjid terdapat enam pilar yang diukir dan dulunya pilar itu pendek sehingga daun maupun ranting bisa tergapai, sesuai yang diinginkan Kasepuhan Cirebon.

Orang yang mengukir pilar tersebut atas perintah Syekh Syarif Hidayatullah untuk membuat enam pilar dengan ukiran khas Kasepuhan Cirebon di tujuh masjid yang berada di Wilayah Cirebon.

"Yang mengukir enam pilar itu adalah orang Garut tetapi ukiran tersebut hanya ada di tujuh masjid," sebutnya.

Selain itu pula, ada enam penyangga masjid saat awal didirikan, masih dipertahankan hingga kini. Enam tiang itu membentuk persegi dan dilapisi kayu jati dengan ukiran khas kacirebonan.

"Enam tiang sesuai Rukun Iman yaitu Iman Kepada Allah SWT, Iman Kepada Malaikat, Iman Kepada Kitab Allah, Iman Kepada Rasulullah, Iman Kepada Hari Kiamat serta dan Iman Kepada Qada dan Qadar Allah," terangnya.

Tinggi tiang sekitar empat meter, meskipun usianya telah lebih dari satu abad namun pilar dan ukiran di Masjid Ar-Romli hingga kini terawat.

Masjid Ar-Romli masih mempertahankan kesan tradisional dengan susunan atap berbentuk piramid khas masyarakat Cirebon.

Kemudian, tempat wudhu di kolam samping masjid dan adanya kentungan terbuat dari kayu jati yang digunakan untuk memberitahu waktunya shalat.

Dijelaskan, sejak dahulu ketika muadzin akan mengumandangkan adzan maka terlebih dulu memukul kentungan, tradisi itu masih dipertahankan hingga sekarang.

“Pondok Pesantren Ar-Romli banyak melahirkan ulama-ulama besar seperti ayah dari Mustofa Aqil Siraj,” pungkas KH. Engkos menutup pembicaraan.
 
Pewarta : deha

Diberdayakan oleh Blogger.