Petani Milenial dari Desa Windujanten Juara I Lomba Petani Berprestasi Jabar 2020


KUNINGAN (KN),- Petani yang masih muda (milenial) warga Desa Windujanten, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, berhasil meraih Juara I Lomba Petani Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2020.
 
Adalah Indri Nurdiana (36) kepada kamangkaranews.com, Kamis (18/11/2021) mengatakan, pemerintah telah memperhatikan para petani dengan adanya regenerasi petani yang saat ini muncul dari kalangan milenial.
 
“Alhamdulillah, peran pemerintah sangat terasa memberikan bantuan kepada petani milenial, baik seminar maupun  pelatihan,” kata Indri di RM Dapoer Bayem, Jalaksana.
 
Menurutnya, cara mengajak kalangan milenial untuk menjadi petani harus didukung oleh bukti bukan hanya teori yang tidak riil di lapangan.
 
“Saya kebetulan sebagai perangkat desa di Windujanten sering mengajak rekan-rekan lain, bahkan dari luar desa agar mengoptimalkan lahan pertanian,” ajaknya.
 
Ia mengembangkan budi daya tanaman holtikultura yaitu sayuran dan buah-buahan di lahan tanah milik desa atau tanah bengkok seluas 1,5 hektar.
 
Omzet yang diperoleh dari bertani holtikultura, ia mengaku fluktuatif karena sering terjadi perubahan harga naik turun sesuai jumlah hasil panen karena faktor cuaca  dan permintaan pasar.
 
Selama ini, ia mendapat bimbingan dari pemerintah, baik dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) atau dinas terkait mengenai penerapan teknologi pertanian untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil pertanian.
 
Ditanya mengenai pemakaian pupuk, ia lebih tertarik pupuk organik karena saat ini harga pupuk kimia dan obat-obatan naik, maka biaya operasional untuk komoditas tanaman sayuran mengalami kenaikan.
 
“Sedangkan nilai jual tanaman sayuran harganya tidak stabil, sehingga tidak seimbang antara biaya operasional dengan hasil panen. Hal itu juga dirasakan oleh teman-teman petani lainnya,” kata Indri.
 
Disebutkan, perbandingan pemakaian pupuk organik dengan pupuk kimia di lahan yang ia kelola persantasenya sangat jauh berbeda dan bisa mencapai 50 persen.
 
Bahkan masih ada pendapat bahwa pemakaian pupuk yang banyak maka tanaman akan subur padahal tanaman subur karena dosis pupuk yang seimbang dan pola tanam yang baik.
 
“Petani holtikultura kebanyakan tidak memakai pupuk kimia atau yang biasa disebut pupuk bersubsidi,” katanya.
 
Masih di tempat yang sama, anggota DPRD Kabupaten Kuningan, Udin Kusnaedi, mengapresiasi ada petani dari Kabupaten Kuningan mampu meraih Juara I Lomba Petani Berprestasi tingkat Jawa Barat Tahun 2020           
 
“Yang lebih membanggakan lagi, Indri Nurdiana adalah petani dari kalangan milenial dan ini layak dicontoh oleh generasi muda lainnya karena regenerasi petani itu sangat penting,” katanya.
 
Ia khawatir jika tidak ada regenerasi petani, siapa yang akan meneruskan pertanian, sedangkan kebutuhan makanan manusia dari hasil pertanian, seperti padi, sayuran, buah-buahan dan lain sebagainya.
 
“Termasuk para peternak juga harus ada regenerasi,” pungkasnya.

Pewarta : deha

Diberdayakan oleh Blogger.