Kadishub Sesalkan Masyarakat Provocative Terhadap Penanganan Covid-19
KUNINGAN
(KN),- Menyikapi merebaknya virus Corona atau Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Kuningan, ternyata pola pikir
masyarakat terbagi menjadi dua bagian, ada yang responsive dan provocative.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas
Perhubungan Kabupaten Kuningan, Jaka Chaerul, kepada kamangkaranews.com, di ruang kerjanya, Senin (18/5/2020).
“Kami berulangkali mengingatkan
kepada para petugas khususnya Dinas Perhubungan di Posko Terpadu Lapangan (chek
point) yang ada di perbatasan Kuningan sejak 25 Maret 2020 agar bersikap sabar ketika
melayani masyarakat,” katanya.
Kendati
demikian, petugas pun manusia biasa terkadang terbawa emosi oleh sikap masyarakat
yang tidak mau mengerti dan memahami tugas negara yang diemban para petugas
Dishub Kuningan pada saat memeriksa kendaraan dan penumpang di 6 Posko Terpadu Lapangan.
Oleh karena
itu, ia selalu memberikan support kepada para petugas lapangan agar hati-hati
dan tetap lapang dada dalam menyikapi dinamika sosial yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat.
Dinas Perhubungan Kabupaten
Kuningan tergabung dalam Tim Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kuningan
untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona atau Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) bersama TNI, Polri, Dinas Kesehatan, BPBD, Sat Pol PP dan dibantu
relawan.
“Kalau masyarakat
yang responsive, kami sangat bersyukur karena mau memahami kinerja Tim Percepatan Penanganan Covid-19, namun yang kami sesalkan masyarakat yang provocative (provokator) dan
mengganggap enteng menghadapi pandemi Covid-19 di Kabupaten Kuningan,”
tandasnya.
Ditanya
mengenai adanya jurnalis media online yang selalu dibully oleh netizen ketika mentransformasikan
informasi melalui pemberitaan Covid-19 ke media sosial (facebook), ia
menyarankan agar tetap bersabar dan melaksanakan tupoksinya secara profesional dan
proporsional.
“Biarkan
saja jika ada netizen yang membully bahkan menuduh jurnalis media online sebagai
penyebar hoax atau tukang bohong, kita harus memaklumi karena hal itu
kemungkinan faktor pendidikan dan pemikiran yang minim sehingga mereka memang tidak
mengerti,” katanya.
deha
Post a Comment