Sikap Pemkab Kuningan Jangan Dialami Warga Lainnya




KUNINGAN (KN),- Kisah tragis dialami salah seorang warga Kabupaten Kuningan, beberapa waktu lalu pernah mengajukan bantuan ke Pemkab Kuningan untuk biaya keberangkatan anaknya yang diterima kuliah program beasiswa di Malaysia.

Sebut saja MS warga Desa Windujanten, Kecamatan Kadugede, menuturkan kronologis yang dialaminya kepada media ini, Jumat (15/11/2019).  

“Beasiswa itu full ditanggung pihak Al Bukhary Internasional University di Kedah Malaysia, mulai biaya pendidikan, pemondokan, makan, bahkan anak saya mendapat uang saku 800 ringgit Malaysia atau 2,7 juta rupiah per bulannya,” sebut dia. 

Bahkan sebelumnya, MS sudah mempersiapkan untuk paspor, visa, deposit dan biaya akomodasi dari bandara di Kuala Lumpur ke kampus. 

Namun biaya keberangkatan dari Kuningan ke bandara serta untuk akomodasi di sana pada bulan pertama menjadi tanggungjawab pribadi.  

“Atas saran dari seorang teman, pada tanggal 29 Oktober 2019, saya sengaja menghadap Sekda Kuningan Pak Dian Rachmat Yanuar karena kata teman saya Pak Dian itu peduli terhadap pendidikan,” tuturnya,

Dalam pembicaraan tersebut, ia mendapat penjelasan jika Pemkab Kuningan membantu tapi tidak bisa secara full karena tidak dianggarkan di APBD. Kemudian ia disarankan agar menemui Kabag Kesra Setda Kuningan.

“Masih diantar teman, saya pun menemui Kabag Kesra Pak Toni Kusumanto dan tak lupa saya juga menyampaikan bahwa sebelumnya sudah menghadap Pak Sekda,” katanya.

Kata Kabag Kesra, imbuh MS, untuk informasi selanjutnya nanti akan menghubungi teman yang mengantarnya dan ia menunggu lebih dari satu  minggu tidak ada kabar selanjutnya.

Pada hari Senin 11 Nopember 2019, ia mendapat kabar dari temannya setelah mendapat jawaban dari Kabag Kesra melalui WhatsApp yang memberitahukan Pemkab Kuningan tidak dapat membantu biaya dimaksud.

“Saya hanya bisa pasrah dan berharap kejadian ini jangan dialami warga masyarakat lainnya. Cukup saya saja yang mendapat perlakuan pahit dari Pemkab Kuningan minta bantuan demi masa depan pendidikan anak tapi ternyata tidak sesuai dengan Visi Kuningan MAJU,” katanya.

Padahal Visi Kuningan MAJU (Ma’mur, Agamis. Pinunjul Berbasis Desa 2023) termasuk pinunjul di bidang pendidikan. Kalau begitu visi tersebut hanya  ucapan pelengkap sambutan para pejabat di atas podium.

deha--


Diberdayakan oleh Blogger.