Kendati Angka Stunting Menurun, Indonesia Masih Kronis
JAKARTA
(KN),- Berdasarkan data WHO tahun 2019 prevalensi stunting balita di Indonesia
mengalami penurunan, semula 30,8% tahun 2018 (Riskesdas 2018) menjadi 27,67%. Kendati
demikian, masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi
stunting lebih dari 20%.
“Secara nasional masalah stunting di Indonesia tergolong kronis karena setiap orang harus bebas dari kelaparan. Membangun bangsa ini dimulai dari gizi yang cukup, rasa aman dan nyaman,” kata CEO AWR Foundation, Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, kepada media ini, Rabu (8/1/2020).
Dijelaskan, salah satu Misi AWR Foundation yaitu mempermudah akses keterbukaan dan kesetaraan kesehatan masyarakat.
Re-Think by AWR adalah partner pemerintah yang tidak hanya menghasilkan output yang jauh lebih bagus karena didukung dan diperkuat oleh sponsor namun kontennya pun lebih akademis karena dihasilkan dari kolaborasi bersama beberapa perguruan tinggi besar di Indonesia.
“Pada akhirnya menghasilkan suatu media value yang besar apalagi keterlibatan komunitas di dalamnya. Hal ini akan menghasilkan outcome bagi PAD daerah tersebut, kuatnya perekonomian di daerah dan Pemkab, Pemkot serta Pemprov menjadi berdaya saing tinggi,” katanya.
“Secara nasional masalah stunting di Indonesia tergolong kronis karena setiap orang harus bebas dari kelaparan. Membangun bangsa ini dimulai dari gizi yang cukup, rasa aman dan nyaman,” kata CEO AWR Foundation, Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, kepada media ini, Rabu (8/1/2020).
Dijelaskan, salah satu Misi AWR Foundation yaitu mempermudah akses keterbukaan dan kesetaraan kesehatan masyarakat.
Re-Think by AWR adalah partner pemerintah yang tidak hanya menghasilkan output yang jauh lebih bagus karena didukung dan diperkuat oleh sponsor namun kontennya pun lebih akademis karena dihasilkan dari kolaborasi bersama beberapa perguruan tinggi besar di Indonesia.
“Pada akhirnya menghasilkan suatu media value yang besar apalagi keterlibatan komunitas di dalamnya. Hal ini akan menghasilkan outcome bagi PAD daerah tersebut, kuatnya perekonomian di daerah dan Pemkab, Pemkot serta Pemprov menjadi berdaya saing tinggi,” katanya.
deha--
Post a Comment