DI sebuah terumbu karang di dasar lautan yang masuk wilayah kedaulatan Negeri Dongeng, terdapat dua ekor ikan terlibat perdebatan me...
DI
sebuah terumbu karang di dasar lautan yang masuk wilayah kedaulatan Negeri
Dongeng, terdapat dua ekor ikan terlibat perdebatan memperebutkan pendapatnya
mengenai kebiasaan ikan paus ketika makan. Mereka adalah ikan teri dan ikan kakap.
Karena tidak ada yang mau mengalah, maka keduanya sepakat untuk menemui sang
penguasa lautan : Dewa Neptune.
Singkat
cerita, mereka sampai di istana Dewa Neptune. Karena ukuran badannya lebih
kecil, ikan teri duduk paling depan dan diberikan kesempatan pertama untuk
menjelaskan maksud dan tujuannya.
“Yang
mulia penguasa lautan nan bijaksana, hamba ingin menyampaikan pengaduan
terhadap perbuatan ikan paus yang tidak adil karena telah memakan saudara
hamba,” lirih ikan teri.
Kemudian
Dewa Neptune berkata, “Wahai ikan kecil, ketika ikan paus mendekat, apakah kamu
dan saudara-saudaramu tidak berusaha menjauhinya?”.
Dengan
malu-malu ikan teri menjelaskan, “Hamba tidak tahu yang mulia, karena pada
waktu itu hamba bersama saudara-saudara hamba sedang berebut makan plankton,”.
Mendengar
jawaban seperti itu, Dewa Neptune mengangguk-anggukan kepalanya.
“Baiklah,
sekarang giliranmu ikan kakap,” kata Dewa Neptune.
Kemudian
ikan kakap berkata, “Yang mulia, hamba tidak setuju terhadap pengaduan yang
disampaikan ikan teri,”.
Lalu
Dewa Neptune bertanya, “Apa alasanmu punya pendapat seperti itu,?”.
Dengan
pongahnya ikan kakap mengatakan, ”Begini yang mulia, makanan yang disukai ikan
paus adalah plankton tapi kenapa saudara-saudara ikan teri juga memakannya,
akibatnya mereka tersedot masuk ke mulut ikan paus, dasar bodoh”.
Mendengar
jawaban tersebut, Dewa Neptune tersenyum.
Tak
berapa lama, Dewa Neptune berdiri memanggil seluruh penghuni laut, lalu
berkata, “Wahai rakyatku kalian harus menyadari bahwa setiap ikan diciptakan
berbeda-beda dan sudah tentu memiliki insting yang berbeda pula. Ikan teri
walaupun ukuran badan kecil, makannya sedikit dan gerakannya lincah tapi
ceroboh karena memakan yang disukai ikan paus, sehingga sering terjebak dan
jadi korban. Sedangkan ikan kakap, walaupun badannya lebih besar, makannya
banyak sehingga perutnya gendut dan gerakannya lamban tapi memiliki naluri yang
cerdik,”.
Oleh
karena itu, lanjutnya, “Jangan heran jika manusia di daratan menggunakan
istilah penjahat kelas teri kepada pencuri kecil-kecilan. Tapi koruptor ratusan
juta bahkan milyaran rupiah disebut penjahat kelas kakap. Menurut informasi
dari burung camar, oknum penegak hukum disana, lebih menyukai menangkap,
mengadili dan menghukum penjahat kelas teri dibandingkan penjahat kelas kakap”.
Setelah
mendengar pidato dari sang penguasa lautan, ikan teri hanya bisa tertunduk
menangisi nasibnya. Sedangkan, ikan kakap merasa dirinya semakin gagah dan tertawa
terbahak-bahak.
*)
Penulis jurnalis kamangkaranews.com, tinggal di kuningan